Jambi (ANTARA News) - Gubernur Jambi, Zulkifli Nurdin memerintahkan instansi terkait membantu empat mahasiswa asal Provinsi Jambi yang menjadi korban bentrok antara mahasiswa dengan aparat kepolisian saat berunjukrasa menuntut pembatalan kenaikan BBM di Jakarta, Selasa 24 Juni 2008. "Bagaimana pun juga mereka adalah mahasiswa perguruan tinggi di Jambi, sehingga perlu mendapat perhatian dan pelindungan dari pemerintah daerah," kata Zulkifli Nurdin di sela-sela meninjau pameran dagang nasional di Jambi, Kamis. Untuk membantu mahasiswa tersebut, aparat dari instansi terkait sudah diperintahkan menjenguk dan memberikan pertolongan, termasuk pengobatan gratis. Segala sesuatu menyangkut biaya pengobatan mahasiswa yang jadi korban itu akan ditanggung Pemerintah Provinsi Jambi, kendati pihak kampus tempat korban menuntut ilmu tidak mau bertanggungjawab. Sebaliknya Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Thaha Saifudin (STS) Jambi, Muhktar Latif justru akan memberikan sanksi terhadap korban, karena kepergian mereka ke Jakarta tidak sepengetahuan atau tanpa izin kampus. "Mereka ke Jakarta atas kemauan sendiri dan tidak minta izin pada kampus atau Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) tempat mahasiswa berhimpun di kampus," katanya. Kesalahan yang dilakukan karena mahasiswa tersebut membawa nama almamater IAIN STS Jambi, sementara mereka pergi atas inisiatif sendiri. Dua dari empat mahasiswa yang menjadi korban dan teridentifikasi yakni Aprianto, mahasiswa Fakultas Syariah IAIN STS Jambi dan Syaiful mahasiswa Universitas Jambi (Unja).(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008