Jakarta (ANTARA News) - Golkar mengakui hak angket kenaikan harga BBM DPR RI bisa menjadi bola panas yang bergulir ke berbagai arah tanpa bisa diprediksi, apalagi bila Anggota DPR tergoda untuk melakukan "politicking" terhadap hak tersebut. "Hak angket ini bisa menjadi bola liar. Bisa `unpredictable`," kata Ketua Fraksi Partai Golkar (FPG) DPR RI Priyo Budi Santoso dalam diskusi bertema "Kemana Arah Hak Angket BBM?" di Gedung DPR/MPR Jakarta, Jumat. Priyo mengemukakan, hak angket merupakan pamungkas dibanding hak DPR lainnya. "Kalau digunakan, bisa `sodok sana-sodok sini". Karena itu, kita tawarkan hak interpelasi tetapi ditolak," katanya. Golkar mengakui "ngeri" dengan bergulirnya hak angket kenaikan harga BBM. "Agak `ngeri` memang. Angket kenaikan harga BBM ini apa dan ke mana arahnya," katanya. Berdasarkan pengalaman, kata Priyo, penggunaan hak angket telah menyebabkan Presiden Abdurrahman Wahid terpental dari kekuasaan. Di era Presiden Megawati, hak angket tender kapal tanker milik Pertamina mengakibatkan Menneg BUMN Laksamana Sukardi harus berurusan dengan Kejaksaan. Golkar masih menduga-duga arah yang akan dituju dari hak angket kenaikan harga BBM. Golkar berharap, Anggota DPR tidak tergoda `politicking`. "Hak angket ini kuasanya bukan main besarnya. Bisa panggil siapa saja," kata Priyo Budi Santoso. Golkar menilai hak angket DPR tidak perlu memanggil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. "Angket DPR ini bisa saja bolak-balik periksa siapa saja, termasuk pihak yang diduga mafia perminyakan. Tetapi kita harapkan jangan memanggil Presiden dan Wapres. Terlalu pagi mengarahkan moncong angket BBM ini ke Istana," katanya. Secara politis, Golkar merasa terbebani bergulirnya hak angket ini. Karena itu, diharapkan dapat dituntaskan sebelum Pemilu 2009.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008