Jakarta, (ANTARA News) - Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Soebandrio mengatakan penyelidikan jatuhnya pesawat Cassa N 212 yang jatuh di kaki Gunung Salak, Kamis (26/6) siang tidak akan melibatkan Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). "Kita sudah memiliki tim sendiri, jadi tidak perlu penyelidikan dari sipil," katanya ketika dikonfimrasi ANTARA usai melepas kedua belas jenazah perwira TNI AU di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma Jakarta, Minggu malam. Ia mengatakan, dalam setiap kecelakaan yang terjadi terhadap pesawat militer dalam penyelidikannya tidak pernah melibatkan pihak sipil. Mengenai tidak adanya kotak hitam dalam pesawat bernomor registrasi A2106, Soebandrio menegaskan hal itu wajar bagi setiap pesawat militer. "Itu wajar. Pesawat militer tidak dilengkapi kotak hitam untuk menjamin kerahasiaan misi yang diemban oleh pesawat bersangkutan," katanya. Ia menambahkan, "Kalau saat jatuh dan kotak hitamnya bisa dibaca oleh pihak musuh, bagaimana?". Pada kesempatan itu, KSAU juga menegaskan pihaknya tidak akan meng-"grounded" pesawat Cassa N 212 lainnya yang bermarkas di Skadron 4 Pangkalan Udara Abdurrahaman Saleh, Malang, Jawa Timur. "Tidak ada rencana untuk itu. Kita hanya akan melakukan pengecekan," katanya. Sebelumnya telah diberitakan, pesawat Cassa N212 TNI AU bernomor registrasi A2106 pada Kamis (26/6) sekitar pukul 9.23 WIB berangkat dari Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma menuju Bogor dengan misi pelatihan terhadap penggunaan kamera digital udara yang baru. Pada pukul 10.38 WIB, pesawat Cassa itu hilang dari radar dan melakukan kontak terakhir dengan menara pengawas Pondok Cabe pada pukul 10.50 WIB saat menuju Bogor. Pada pukul 11.10 WIB, pesawat sudah tidak bisa dihubungi oleh petugas menara pengawas di Pangkalan Udara Atang Senjaya Bogor. Sebanyak 5 awak pesawat Cassa tersebut adalah Mayor Pnb Arjiyanto (Kapten pilot), Kapten Pnb Agung (co pilot), Lettu Pnb Feby Fitrian, Lettu Tek Bambang Trianto, dan Pelda Agus Riyanto. Sedangkan 13 penumpang yang ikut dalam pesawat adalah Kolonel Pnb Albertus Sulaksono, Kolonel Sus Djafaara, Letkol Tek Wahyu Hidayat, Letkol Sus Supriyadi, Mayor Sus Susika, Kapten Sus Doni, Lettu Sus Ronald, serta Gatot, Putra, dan Ami dari PT Integraph. Sedangkan tiga warga asing yang ikut dalam pesawat tersebut adalah Mahendra Kumar (India), Kwong Ping Anthony (Inggris), dan Tan Hong King (Singapura).(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008