Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah di pasar spot antar bank Jakarta, Senin pagi melemah, karena pelaku membeli dolar AS akibat menguatnya harga minyak mentah yang juga menekan bursa Wall Street. "Pembelian dolar AS oleh pelaku pasar cukup besar mengakibatkan rupiah terpuruk, sehingga berada jauh di atas posisi Rp9.200 per dolar AS," kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, Senin. Nilai tukar rupiah terhadap dolar turun 15 poin menjadi Rp9.220/9.230 per dolar AS dibanding penutupan akhir pekan lalu Rp9.205/9.215. Ia mengatakan, harga minyak mentah dunia naik di atas 141 dolar AS per barel dan diperkirakan akan terus berlanjut hingga mencapai 175 dolar AS pada akhir tahun ini. Koreksi terhadap rupiah, dinilai masih wajar setelah pekan lalu mengalami kenaikan cukup tajam hingga di bawah angka Rp9.200 per dolar AS. "Kami memperkirakan rupiah akan kembali menguat, karena penjualan surat utang negara (SUN) masih memberikan nilai positif terhadap rupiah," katanya. Rupiah, agak tertekan oleh kenaikan harga minyak mentah, namun dolar AS di pasar global cenderung melemah, karena peluang rupiah untuk naik lagi masih tinggi. Apabila tidak ada hambatan, rupiah pada sore nanti kemungkinan akan kembali membaik hingga posisinya berada di angka Rp9.200 per dolar As, ucapnya. Selain itu, Bank Indonesia (BI) juga tetap melakukan pemantauan di pasar agar rupiah masih berada di bawah angka Rp9.300 per dolar AS, apalagi krisis keuangan di Amerika Serikat masih saja terjadi seperti Lehman Brother yang mengalami kerugian yang menimbulkan kekhawatiran bahwa ekonomi AS masih lesu. "Karena itu rupiah masih mempunyai peluang untuk menguat lagi, karena minat investasi asing di pasar domestik masih tinggi," katanya. Sementara itu dolar AS terhadap euro mencapai 1,5786, dolar AS terhadap yen menjadi 106,30 yen dan euro terhadap yen naik 0,2 persen menjadi 167,93. (*)

Copyright © ANTARA 2008