kami ingin Iran bertanggung jawab atas serangan iniJakarta (ANTARA) - Pemerintah Arab Saudi akan menunggu hasil lengkap dari investigasi sebelum menentukan reaksi terhadap serangan yang membakar dua kilang minyak terbesar di negara itu pekan lalu yang diduga didalangi Iran.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir mengatakan penyelidikan yang melibatkan ahli investigasi internasional itu akan membuktikan serangan 14 September 2019 itu berasal dari arah utara.
"Itu jelas senjata Iran, karena itu kami ingin Iran bertanggung jawab atas serangan ini," kata Jubeir yang menolak merinci tindakan spesifik yang akan diambil untuk merespons serangan itu.
"Kerajaan akan mengambil langkah yang tepat berdasarkan hasil investigasi untuk menjaga keamanan dan stabilitas kami," ujar dia.
Riyadh tidak memercayai klaim Gerakan Al-Houthi dari Yaman yang mengaku menjadi otak serangan terhadap dua kilang minyak terbesar di dunia, yang juga telah memangkas separuh dari total produksi minyak Arab. Serangan pekan lalu itu juga tercatat sebagai serangan terbesar terhadap kilang minyak di negara eksportir minyak terbesar di dunia itu.
"Kami yakin serangan itu tidak datang dari Yaman, itu datang dari utara," kata Jubeir. "Investigasi akan membuktikan itu."
Saudi menyatakan dari investigasi yang telah dilakukan sejauh ini, penyerang menggunakan senjata Iran. Serangan itu juga berasal dari utara.
Baca juga: Bantu investigasi serangan kilang minyak Saudi, Perancis kirim ahli
Saudi memandang serangan terhadap fasilitas produksi minyaknya di Khurais dan Abqaiq sebagai ujian terhadap masyarakat global mengenai upaya menjaga ketertiban internasional. Saudi juga kemungkinan akan menyuarakan serangan ini pada Sidang Umum Majelis PBB di New York, Amerika Serikat, pekan depan.
Arab Saudi sedang berkonsultasi dengan negara-negara sekutu untuk "mengambil langkah-langkah yang diperlukan", kata Jubeir yang mendesak negara-negara di dunia untuk mengambil sikap.
"Kerajaan menyeru masyarakat internasional untuk memikul perannya dalam mengutuk mereka yang mendukung tindakan ini, dan untuk mengambil posisi tegas dan jelas terhadap perilaku sembrono yang mengancam ekonomi global," katanya.
"Posisi Iran adalah mencoba untuk memecah dunia dan itu tidak berhasil."
Amerika Serikat pekan ini memberlakukan lebih banyak sanksi terhadap Iran dan menyetujui pengiriman pasukan untuk meningkatkan pertahanan udara dan rudal di Arab, yang tak berhasil menggagalkan serangan 14 September 2019 lalu. Penggelaran pasukan AS itu dapat memperburuk Iran yang telah ketakutan dalam merespon penggelaran pasukan AS di kesempatan sebelumnya.
Disinggung soal penggelaran pasukan AS itu, Jubeir menjawab"... Tantangan yang kita hadapi sekarang menyerukan peningkatan kerja sama keamanan antara kerajaan Arab Saudi dan sekutu dan mitranya ..." demikian Reuters.
Baca juga: Putin diskusikan serangan kilang minyak dengan putra mahkota Saudi
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2019