Kathmandu (ANTARA News) - Paling tidak dua bom meledak di kompleks kantor Organisasi Migrasi Internasional (IOM) di Nepal timur, yang menimbulkan kepanikan tetapi tidak ada yang cedera, kata laporan-laporan media. Bom-bom itu dilemparkan ke kompleks kantor IOM di kota Damak, sekitar 450km timur ibukota Nepal Kathmandu, Senin petang, kata suratkabar Kathmandu Post. IOM terlibat dalam permukiman para pengungsi Bhutan ke negara ketiga, satu tindakan yang ditentang keras oleh beberapa kelompok politik yang mewakili para pengungsi. Ledakan itu tidak menimbulkan korban manusia, tetapi menyoroti kekuatiran keamanan yang meningkat bagi pengungsi yang ingin dimukimkan ke negara ketiga. Kendatipun belum ada kelompok yang mengaku bertanggungjawab atas ledakan itu , polisi mengatakan mereka mencurigai keterlibatan kelompok-kelompok bawah tanah yang beroperasi di kamp-kamp pengungsi, tulis suratkabar itu. Kelompok-kelompok bawah tanah , yang termasuk Partai Komunis Bhutan-- Maois Leninis Marxis, sebelumnya menuntut penghentian program permukiman yang disebutnya "perdagangan manusia." Kelompok itu juga dituduh mengintimidasi para pengungsi agar tidak mengajukan permohonan untuk pindah tempat tinggal. Lebih dari 107.0000 pengungsi Bhutan tinggal di tujuh kamp pengungsi PBB di Nepal timur. Mayoritas pengungsi telah tinggal di kamp-kamp itu sejak awal tahun 1990-an saat mereka melarikan diri dari Bhutan, menuduh pihak penguasa menyiksa mereka atas dasar kebudayaan, agam dan bahasa mereka. Serangan terbaru itu terjadi setelah Komisaris Tinggi PBB urusan Pengungsi (UNHCR) mengatakan lebih dari 1.400 pengungsi telah dimukimkan di negara ketiga berdasarkan program itu. Sebagian besar pengungsi dimukimkan di AS, dengan kelompok-kelompok lebih kecil pergi ke Kanada, Belanda, Norwegia, Denmark,Australia dan Selandia Baru. Berita-berita media mengatakan UNHCR mengharapkan program perpindahan tempat tinggal itu akan dilaksanakan dalam beberapa bulan ke depan, dan sekitar 2.000 pengungsi akan meninggalkan Nepal untuk dipindahkan ke negara ketiga setiap bulan. Sampai sekarang, lebih dari 38.500 pengungsi Bhutan telah mendaftarkan keinginan mereka untuk pindah tempat tinggal. AS mengatakan pihaknya akan menampung lebih dari 60.000 pengungsi. Program permukiman kembali itu dilaksanakan setelah beberapa kali perundingan antara pemerintah-pemerintah Nepal dan Bhutan yang gagal mencapai kata sepakat mengenai repatriasi, demikian DPA. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008