Bandarlampung (ANTARA News) - Hipertensi atau tekanan darah yang terus-menerus di atas ambang batas normal merupakan faktor risiko utama yang menyebabkan terjadinya stroke dan penyakit jantung koroner. "Angka kejadian hipertensi ternyata tinggi, dan hampir sebagian besar penderita hipertensi tidak diketahui penyebabnya," kata dokter spesialis saraf dari RS Imanuel, dr Ruth Mariva SpS, dalam suatu diskusi hipertensi dan stroke bagi orang awam, di Bandarlampung, Selasa sore. Hipertensi sering menimbulkan komplikasi, akan menyebabkan terjadinya gangguan pada jantung, serangan stroke, gangguan fungsi ginjal dan penyakit arteri (pembuluh darah tepi). Faktor risiko penyebab penyakit stroke adalah yang tidak dapat diubah (riwayat keluarga, umur, jenis kelamin dan ras) serta yang dapat diubah (seperti darah tinggi, kencing manis, jantung, kolesterol, asam urat, kegemukan, merokok, kurang berolah raga, narkoba dam kelainan darah). Ia menyebutkan sejumlah faktor yang memengaruhi terjadinya hipertensi. Penyebab hipertensi primer, yakni faktor turunan dan lingkungan (garam, alkohol, kegemukan, kurang berolah raga, merokok dan stress), sedangkan hipertensi sekunder disebabkan oleh kondisi ginjal, masalah hormon, obat-obatan dan kehamilan. Ia juga menyebutkan bahwa hampir 90 persen penderita hipertensi mengidap hipertensi primer, sedangkan penderita hipertensi sekunder berkisar 5-10 persen. Hipertensi termasuk penyakit kronik tersering terjadi di Amerika Serikat, dan lebih dari 50 persen penyebab stroke adalah hipertensi. Dokter Ruth menyebutkan bahwa hipertensi umumnya tidak memberikan gejala yang spesifik, kadangkala merasa sakit di kepala dan tegang di bagian tengkuk. Berkaitan dengan itu, hipertensi justru sering ditemukan saat dilakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh (general check up). Tekanan darah di atas 200 mmHg sering tidak menyebabkan gejala apa pun, padahal tekanan darah setinggi itu sudah termasuk berbahaya. Jika tekanan darah tetap tinggi maka akan menyebabkan dinding pembuluh darah menjadi rusak, atau terjadi aterosklerosis yang menyebabkan pembuluh darah menebal, tidak elastis sehingga mudah pecah.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008