Brisbane (ANTARA News) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Canberra menyambut baik dialog yang produktif dan konstruktif antara parlemen Indonesia dan Australia karena dapat memperkuat hubungan bilateral kedua negara. "Kita memperhatikan dan memandang peranan parlemen sangat penting dalam memelihara dan mengembangkan hubungan kedua negara ke arah yang lebih stabil, dinamis dan saling menguntungkan," kata Diplomat senior KBRI Canberra Samsu Rizal ketika dihubungi ANTARA dari Brisbane, Rabu. Minister Counsellor Bidang Politik KBRI Canberra itu mengatakan, dialog dan berbagai rangkaian kegiatan yang berlangsung selama kunjungan sejumlah anggota Parlemen Australia di Jakarta itu sangat positif dan pembahasan substansial kedua pihak tentang berbagai isu di seputar hubungan kedua akan memperkuat hubungan tersebut. "Pembahasan yang secara substansial di Jakarta ini diharapkan mampu mendorong dan mengembangkan hubungan kedua negara yang lebih stabil dan saling menguntungkan. Dalam membangun hubungan yang baik ini, dukungan parlemen kedua negara sangatlah penting," katanya. Pentingnya kedudukan parlemen dalam memajukan dan memelihara kelanggengan hubungan kedua negara itu karena, sebagai lembaga politik, parlemen turut mendukung kebijakan luar negeri pemerintah yang berkuasa, kata diplomat senior lulusan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU) Medan itu. Berkaitan dengan upaya memperkuat dukungan parlemen pada pentingnya hubungan bilateral kedua negara ini pula, pada 21 Februari lalu, Duta Besar RI untuk Australia dan Vanuatu TM Hamzah Thayeb bertemu Ketua DPR Australia yang baru, Harry Jenkins, dan Presiden Senat Australia, Alan Ferguson, kata Samsu Rizal. Dalam pertemuan yang berlangsung cukup produktif itu, mereka bersedia mempromosikan pentingnya hubungan kedua negara kepada para anggota parlemen karena banyak di antara mereka merupakan "muka-muka baru" hasil Pemilu 2007, kata Samsu Rizal. "Kedua pemimpin Parlemen Australia itu tampaknya menyadari arti strategis hubungan Indonesia-Australia meskipun tidak dapat dipungkiri di sana-sini ada perbedaan-perbedaan. Mereka pun sepakat pada pentingnya mengelola hubungan ke depan," katanya. Di Jakarta, forum dialog anggota Parlemen Australia dengan anggota DPR-RI yang didukung "Centre for Democratic Institutions" (CDI) bertema parlemen dan peranannya dalam mendukung kerja sama regional. Para anggota DPR-RI yang terlibat dalam dialog itu adalah Theo Sambuaga (Fraksi Partai Golkar), Abdillah Toha (Fraksi Partai Amanat Nasional), Arief Mudatsir Mandan (Fraksi Partai Persatuan Pembangunan), Simon Patrice Morin (Fraksi Partai Golkar), Sidharto Danusubroto (Fraksi PDI Perjuangan), Tosari Widjaja (Fraksi Partai Persatuan Pembangunan), Marzuki Darusman (Fraksi Partai Golkar), Yusron Ihza Mahendra (Fraksi Gabungan Bintang Pelopor Demokrasi) dan Djoko Susilo (Fraksi Partai Amanat Nasional) serta Jeffrey Massie (Fraksi Partai Damai Sejahtera). Dari Parlemen Australia, hadir antara lain Senator Michael Forshaw, David Hawker, Arch Bevis, Michael Danby, Andrew Robb dan Phillip Ruddock. Sementara itu, dalam perkembangan lain di Canberra, sebanyak 14 orang anggota Senat Australia yang baru pertama kali terpilih sudah memulai tugasnya sejak 1 Juli 2008. Mereka adalah Senator Mark Arbib (New South Wales), Senator Catryna Bilyk (Tasmania), Senator Doug Cameron (NSW), Senator Michaelia Cash (Australia Barat), Senator Don Farrell (Australia Selatan), Senator David Feeney (Victoria), Senator Mark Furner (Queensland), dan Senator Sarah Hanson-Young (Australia Selatan). Seterusnya Senator Helen Kroger (Victoria), Senator Scott Ludlam (Australia Barat), Senator Louise Pratt (Australia Barat), Senator Scott Ryan (Victoria), Senator John Williams (NSW), dan Senator Nick Xenophon (Australia Selatan). (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008