Brisbane (ANTARA News) - Mantan Menlu Australia, Alexander Downer, di Adelaide, Kamis, resmi mengumumkan pengunduran dirinya dari kancah perpolitikan federal negara itu setelah meniti karir politik di Partai Liberal selama 24 tahun. Media setempat melaporkan Downer yang sepanjang karir politiknya mewakili daerah pemilihan Mayo di Australia Selatan ini akan mengakhiri keanggotaannya di Parlemen Australia pada 14 Juli. Isu pengunduran diri mantan menlu terlama dalam sejarah Australia ini sudah mengemuka sejak dua hari lalu, menyusul laporan media setempat tentang penunjukan dirinya sebagai utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Siprus. Perdana Menteri Kevin Rudd sendiri sangat mendukung penunjukan Downer. Bahkan PM Rudd, menurut ABC, telah pun berbicara dengan Sekjen PBB Ban Ki-moon mengenai penunjukan Downer akhir Juni lalu. Downer tercatat sebagai menlu terlama dalam sejarah Australia (1996-2007). Ia duduk sebagai anggota parlemen Federal Australia dari Partai Liberal setelah kembali memenangkan kursi daerah pemilihan Mayo, Australia Selatan, dalam Pemilu 2007. Dalam konteks hubungan bilateral Indonesia-Australia, Alexander Downer merupakan sosok yang tak asing di kalangan pejabat pemerintah RI sejak era Presiden Soeharto sampai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Di masa Downer, Australia melibatkan diri secara mendalam dalam isu Timor Timur yang berakhir dengan kemerdekaan wilayah itu dari Indonesia. Namun di masa Downer pula, Australia memberikan bantuan besar kepada Indonesia saat Aceh dan Nias dilanda bencana tsunami dan gempa bumi yang menewaskan ratusan ribu orang. Politisi konservatif kelahiran 9 September 1951 yang pernah menjadi pemimpin oposisi tersingkat dalam sejarah Partai Liberal (1994-1995) ini mendapat pendidikan di Geelong Grammar School di Australia, Radley College Inggris , serta Universitas Newcastle upon Tyne. Suami Nicola Robinson dan ayah Georgina, Olivia, Edward, dan Henrietta ini juga dikenal sebagai politisi dan diplomat ulung Australia yang fasih berbahasa Perancis. (*)

Copyright © ANTARA 2008