Taipei, (ANTARA News) - Taiwan dan China dijadwalkan akan meluncurkan penerbangan carter, Jum`at, untuk meredakan ketegangan dan mempromosikan kontak orang-ke-orang dari kedua pihak. Kantor berita dpa melaporkan, mulai Jum`at pagi hingga petang, enam maskapai penerbangan China dan lima maskapai penerbangan Taiwan akan mengoperasikan 18 putaran penerbangan carter di seluruh Selat Taiwan. Sekumpulan turis China pertama, yang disebut delegasi perdana, dipimpin oleh Menteri Pariwisata China Shao Qiwei. Kelompok tersebut terdiri 26 kelompok 26 biro perjalanan dan 661 wisatawan, serta satu delegasi pemantauan turisme yang terdiri hampir 100 pejabat dan wartawan. Wisatawan China akan disambut di berbagai bandara Taiwan oleh para pejabat, wartawan, penjual cendramata, kembang-api serta tarian naga tradisional Taiwan. Taiwan juga akan mengirimkan satu delegasi ke China pada penerbangan carter. Delegasi yang terdiri 191 tokoh itu akan mengajak para pejabat setempat dan turisme untuk terbang dari Taichung, Taiwan tengah, ke kota China selatan Xiamen untuk acara pertukaran dari kota-ke-kota. Pembukaan penerbangan-penerbangan carter akhir pekan ini adalah bagian dari paket kerjasama ekonomi Presiden Ma Ying-jeou dengan China dan untuk mengurangi resiko perang. Ma berharap bahwa penerbangan-penerbangan carter akhir pekan itu bisa diperluas menjadi penerbangan harian, dan bahkan penerbangan reguler di seluruh Selat Taiwan. Taiwan, yang memisahkan diri sejak akhir perang saudara China pada tahun 1949, selama ini melarang hubungan laut, udara dan jalur-jalur perdagangan dengan China dan juga melarang penduduk China daratan masuk ke wilayah Taiwan. China dilaporkan telah menyerukan kepada Taiwan untuk mencabut larangan-larangan itu dalam rangka memuluskan jalan bagi penyatuan kembali Taiwan dengan China daratan. Namun Ma, yang memberi dukungan integrasi ekonomi dengan China, telah menolak seruan-seruan China berkaitan dengan penyatuan kembali, seraya menyatakan syarat-syaratnya belum matang bagi pembahasan upaya penyatuan kembali.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008