Semarang (ANTARA News) - Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) IV/Diponegoro, Mayjen TNI Darpito Pudyastungkoro, menyatakan TNI sedang mendalami keterkaitan antara sejumlah teroris yang ditangkap di Palembang den teroris yang ditangkap di Wonosobo dan Semarang, beberapa tahun lalu. "Saya belum tahu banyak tentang informasi itu, tetapi kami sedang mendalaminya," kata Darpito Pudyastungkoro, seusai bersilaturahmi di Pondok Pesantren (Ponpes) Soko Tunggal, Semarang, Jumat (4/7). Ia mengimbau masyarakat atau oknum-oknum yang tidak menginginkan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini kondusif agar segara sadar bahwa semua perbuatan yang mengarah memecah belah persatuan NKRI tidak diridai Tuhan Yang Maha Kuasa. "Apa pun yang dilakukan untuk menodai persatuan dan kesatuan itu tidak diridai Tuhan karena Tuhan adalah pemersatu. Kalau Tuhan sudah pemersatu, mengapa manusia harus mencerai-beraikannya," katanya. Menyinggung peningkatan pengamanan di Jateng, dia menjelaskan sudah menjadi kewajiban aparat keamanan untuk mengamankan di suatu wilayah. "Bagi saya, sudah menjadi kewajiban aparat keamanan untuk melakukan pengamanan. Tidak dengan instruksi pun tetap akan menjaga keamanan ini, sehingga masyarakat bisa damai dan sejahtera," katanya. Terkait kunjungan ke Ponpes Soko Tunggal, Darpito yang tidak lama lagi akan menjadi Pangdam Jaya ini mengatakan sudah menjadi keinginannya sejak lama untuk mengunjungi pesantren yang dipimpin KH Nuril Arifin ini. Dikatakannya, Kodam IV/Diponegoro merupakan satuan komando kewilayahan. Salah satu wujud nyata dari satuan komando kewilayahan adalah harus dekat dengan rakyat, semua komponen, dan tidak memandang bulu, ras, suku, maupun agama. "Kita ingin dekat dengan rakyat. Karena dengan dekat dengan rakyat kita tahu kesulitan rakyat, apa permasalahan yang terjadi di masyarakat. Kehadiran kami di sini selain juga menggali atau sharing masalah rohani, kita juga ingin tahu banyak apa permasalahan yang terjadi di masyarakat Jateng," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2008