Minks (ANTARA News) - Sekira 50 orang dilaporkan cedera ketika sebuah bom rakitan meledak di Minsk, ibukota Belarusia, Jumat pagi, saat konser hari kemerdekaan negeri itu diadakan di lokasi terbuka yang dihadiri Presiden Alexander Lukashenko berlangsung. Lukashenko, yang dikecam oleh Barat karena memerintah bekas negara Sovyet itu secara tangan besi sejak pertengahan 1990-an, bereaksi dengan meninggalkan lokasi acaranya setelah mendengar ledakan, kata juru bicaranya yang dikutip Reuters. "Presiden tak jauh dari tempat kejadian. Ia melihatnya selama beberapa menit. Ia tak lama di sana, supaya tak mengganggu pekerjaan layanan darurat," kata Pavel Legkiy selaku Juru Bicara Presiden Belarusia. Legkiy mengatakan, sasaran tidak diarahkan ke Lukashenko. "Ini bukan usaha pembunuhan presiden," katanya. Ia menyatakan, bom itu ditujukan kepada mereka yang menghadiri konser yang diadakan di areal yang luas. Seorang pejabat polisi mengatakan peledakan bom itu bermotif "premanisme", satu istilah yang biasanya ditujukan oleh pejabat-pejabat di bekas negara-negara Soviet untuk merendahkan sebuah tingkat serangan. Polisi awalnya menyebut jumlah korban cidera mencapai 40 orang tapi Kementerian Kesehatan kemudian menyatakan jumlahnya naik jadi sekitar 50. Bom meledak di sebuah alun-alun di Minsk pada dini hari waktu setempat ketika ribuan orang menghadiri konser itu. Ledakana itu menimbulkan lubang sedalam 20 cm dengan darah berceceran di rumput di sekitarnya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008