Pekanbaru (ANTARA News) - Pemadaman listrik di Provinsi Riau makin memprihatinkan dalam sepekan terakhir dan menimbulkan beragam protes dari warga di sejumlah daerah. "Pemadaman listrik kini lebih sering terjadi hingga tiga kali dalam sehari dan lamanya juga lebih dari dua jam, kata seorang warga Kelurahan Tuah Karya, Pekanbaru, Darto, Jumat. Hal senada juga dikatakan Ilham Hafidz, warga Kelurahan Tangkerang Selatan, yang mengeluhkan kondisi itu sudah sangat mengganggu aktivitas warga. Selain mengeluhkan pemadaman listrik berkepanjangan yang terjadi sejak Mei lalu, warga juga kecewa karena durasi pemadaman makin panjang dan tidak sesuai dengan jadwal yang dijanjikan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebelumnya. Durasi pemadaman listrik di Pekanbaru kini bisa lebih dari dua jam dan lebih sering terjadi karena di satu daerah bisa lebih dari dua kali padam dalam sehari. Selain itu, janji PLN untuk memadamkan listrik hanya pada saat beban puncak tertinggi, yakni setiap pukul 18:00 hingga 24:00 WIB maksimal selama dua jam, juga tidak terbukti. Pasalnya, listrik kerapkali "byar-pet" pada siang hari, bahkan ketika sudah lewat tengah malam. "Kita kerja di kantor jadi susah karena tiba-tiba listrik padam dan harus menyalakan genset. Kalau listrik sering padam begini peralatan elektronik juga bisa cepat rusak," ujarnya. Krisis listrik yang makin parah juga sempat memicu aksi massa di sejumlah daerah. Di Kabupaten Rokan Hulu, Kamis lalu (3/7), ratusan orang yang tergabung dalam Gerakan Muda Peduli Rokan Hulu (GMPN) melakukan unjuk rasa di kantor PLN Ranting Pasirpengaraian. Mereka menuntut PLN segera menangani permasalahan krisis listrik secepat mungkin, atau paling tidak memberi kompensasi kepada pelanggan yang menderita kerugian akibat pemadaman listrik. Namun pihak PLN Wilayah Riau dan Kepri hingga Jumat malam sulit untuk dimintai konfirmasi. Kendati demikian, Manajer Teknik PLN Wilayah Riau dan Kepri Tagor Sidjabat sebelumnya sempat menyatakan pamadaman bergilir di Riau kemungkinan bakal berlangsung lama akibat kerusakan di PLTU Ombilin Unit II (Sumbar) belum dapat teratasi, dan kondisi diperburuk karena penurunan debit air di PLTA Koto Panjang, Kabupaten Kampar. Keadaan ini juga menyebabkan PLN beberapa kali meralat pernyataannya sendiri tentang kepastian kapan pemadaman listrik di Riau dapat berakhir, meski semula meras optimis masalah itu dapat berakhir pada awal Juni. Sementara itu, Humas PLN Wilayah Pekanbaru Alfi Harun mengakui bahwa intensitas pemadaman listrik di Pekanbaru terpaksa bertambah karena permasalahan di pembangkit listrik yang tak kunjung selesai. Kendati demikian, ia juga tidak bisa memastikan kapan pemadaman listrik di Pekanbaru dapat berakhir. Ia hanya mengatakan wilayah Pekanbaru mengalami defisit daya listrik sekitar 23 hingga 25 megawatt.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008