Kotabaru (ANTARA News) - Keindahan batu karang seperti terdapat di wilayah Kecamatan Pulau Laut Barat dan Pulau Laut Selatan, Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan akhir-akhir ini mulai terusik akibat aksi penjarahan oleh warga desa untuk dijadikan bahan bangunan rumah. Informasi dihimpun ANTARA News, Sabtu aksi penjarahan batu karang terus berlangsung bersamaan tingginya harga batu kali mencapai Rp80 ribu/M3. Menurut Salimi, warga Desa Ale-ale di Pulau Laut Selatan, hanya dengan menggunakan alat linggis dan keranjang, warga dapat memperoleh batu karang sebanyak yang diperlukan untuk bahan bangunan. Tanpa harus mengeluarkan ongkos angkut karena batu karang tersebut dapat diperoleh di pinggiran laut lepas yang tidak jauh dari tempat tinggalnya. Sejak ada perusahaan di daerah tersebut, masyarakat rame-rame membangun rumah beton untuk disewakan. Namun sayang mereka masih menggunakan batu karang untuk bahan bangunan rumah, kata Sani, seorang tokoh masyaraakaat setempat. Untuk satu rumah beton karyawan perusahaan PT Mangium Anugerah Lestari (PT MAL) di Desa Ale-Ale, bersedia menyewa sediktinya Rp5 juta-Rp10 juta/tahun. Puluhan bangunan beton di Desa Sungai Bahim, Sungai Bulan, Ale-Ale, Tanjung Seloka, Teluk Sirih, Tanjung Lalak, Teluk Aru, Teluk Tamiang, Kerasian, Kerumputan, Labuan Emas dan Tanjung Serudung, akhir-akhir ini mulai bercokol. Jika penjarahan batu karang tersebut terus dibiarkan, lambat laun dapat mempengaruhi kerusakan ekosistem dan biota laut. Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan, Kotabaru, Ir Sabri Madani, mengakui, untuk terumbu karang di daerah pesisir hampir sebagian besar kondisinya rusak. Namun demikian, untuk mengantisipasi kerusakan terumbu karang semakin parah, pemerintah melalui dinas terkait bersama lembaga swadaya dan masyarakat peduli lingkungan melakukan reflantasi (penanaman kembali), batu karang untuk memperbaiki kondisi terumbu karang yang ada.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008