Medan (ANTARA News) - Sejumlah penerbangan di Medan mulai merasakan dampak pembekuan izin operasional maskapai penerbangan Sabang Merauke Air Charter (SMAC) dengan melonjaknya penumpang ke Pulau Nias. "Dalam dua hari terakhir ini permintaan tiket Medan-Gunung Sitoli dan sebaliknya meningkat cukup tajam, mungkin karena SMAC tidak beroperasi," ujar petugas counter ticketing Riau Airlines, Ayu, di Bandara Polonia, Medan, Minggu. Menurut dia, melonjaknya permintaan tersebut mengakibatkan sejumlah penerbangan komersial yang memiliki rute itu membuka harga tiket kelas atas (menaikan, red) berkisar antara Rp650.000 hingga Rp700.000 per penumpang. Padahal, harga tiket normal untuk rute ini hanya berkisar antara Rp400.000 hingga Rp500.000 per penumpang. Kondisi itu juga mengakibatkan Riau Airlines yang memiliki dua kali penerbangan reguler dalam sehari yakni pukul 07.00 WIB dan 13.00 WIB telah habis terjual untuk dua hari yakni Senin dan Selasa, (7-8/7) dengan tipe pesawat Fokker 50. Hal yang sama juga dialami di Merpati Airlines yang memiliki rute empat kali penerbangan ke Medan-Gunung Sitoli dalam sehari. Maskapai itu telah menjual habis tiket untuk penerbangan hari ini Senin, (7/7) yang menggunakan pesawat jenis CN 235 berkapasitas 48 tempat duduk. Irianto, salah seorang karyawan travel yang bertugas di Bandara Polonia, mengatakan, lonjakan penumpang yang ke Nias itu juga karena kembalinya pekerja LSM ke Nias setelah menghabiskan liburan akhir pekan. Sebelumnya, Departemen Perhubungan membekukan izin operasional SMAC karena maskapai penerbangan itu dinilai tidak memenuhi standar keselamatan penerbangan yang telah ditetapkan. Selain melayani penerbangan domestik dan merupakan penerbangan perintis dengan rute Medan-Sinabang-Meulaboh-Banda Aceh, Medan-Takengon-Banda Aceh, Medan-Tapak Tuan-Banda Aceh dan Medan-Blang Pidie-Banda Aceh, SMAC juga melayani penerbangan subsidi rute Medan-Gunung Sitoli-Pulau Telo sebanyak dua kali sepekan yakni pada Selasa dan Jumat.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008