Kabul (ANTARA News) - Pembom jibaku menyasar tentara Jerman, yang berpangkalan di propinsi Kunduz, Afganistan utara, melukai tiga siswi, kata pejabat pada Minggu. Abdul Rahman Aaqtash, pejabat tinggi kepolisian propinsi, mengatakan kepada kantor berita Jerman told Deutsche Presse-Agentur (DPA) bahwa pembom jibaku menyasar Satuan Pembangunan Kembali Propinsi (PRT) Jerman di daerah Dubandi, kabupaten Chahardara, hanya melukai tiga siswi. Tak ada tentara Jerman dilaporkan luka akibat kejadian itu dan keadaan ketiga gadis itu dikatakan tidak membahayakan, kata Aaqtash. Menteri Pertahanan Jerman Franz Josef Jung pada ahir Juni mengumumkan negaranya memperkuat pasukannya di Afganistan dengan menambah 1.000 tentara lagi, sehingga mencapai 4.500 serdadu pada ahir tahun ini. Jung dalam pernyataannya mengatakan, penambahan pasukan itu akan dapat menciptakan lebih banyak ruang bagi mereka menjalankan tugas dalam mendukung Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF). Rencana penambahan lebih banyak pasukan itu dilakukan menyusul usulan, yang disampaikan Inspektur Jenderal Angkatan Bersenjata Jerman Wolfgan Schneiderhan, yang menyarankan Menteri Pertahanan Jung tentang kepentingan penambahan pasukan Jerman untuk menjalankan tugas dan bagi keamanan mereka. Pada 1 Juli, Jerman akan bertanggungjawab atas pengerahan pasukan untuk melindungi gerakan ISAF di Afganistan utara. Tentara Jerman juga ingin lebih banyak terlibat dalam memberi pelatihan bagi tentara Afganistan. Jung menyatakan telah memberitahu pakar kebijakan pertahanan dari berbagai unsur parlemen Jerman menyangkut rencana itu. Di Jerman, penentangan atas kegiatan ketentaraan Jerman lebih besar di Afganistan tersebut datang dari kelompok perdamaian dan politisi sayap kiri, yang menyeru penambahan pasukan itu akan lebih meningkatkan kemelut di negara terkoyak perang itu. Mereka meminta lebih memperbanyak bantuan sipil ke Afganistan. Beberapa hari sebelumnya, Menteri Pertahanan Jerman Franz Josef Jung menyatakan ingin meningkatkan kehadiran tentara Jerman di Afganistan, yang berjumlah 3.500 orang, dengan 1.000 tentara lain, demikian DPA.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008