Singapura, (ANTARA News) - Harga minyak mereda pada perdagangan Asia Senin setelah Iran menawarkan selama akhir pekan untuk merundingkan pemusnahan nuklirnya, kata pialang. Kontrak berjangka minyak utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman Agustus, turun 1,56 dolar AS menjadi 143,73 dolar AS per barel dari penutupan Kamis pada 145,29 dolar AS per barel. Pasar AS tutup pada Jumat karena libur Hari Kemerdekaan. Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus turun satu sen menjadi 144,41 dolar AS per barel. "Ada sedikit pelonggaran berkaitan dengan Iran," kata Tony Nunan, manajer bisnis minyak internasional pada Mitsubishi Corp di Tokyo. "Jadi jika ada pengurangan ketegangan apapun, akan menghilangkan sedikit tekanan harga," katanya. Didorong sebagian oleh ketegangan internasional terhadap Iran, minyak menembus serangkaian rekor harga pada pekan lalu, yang melanjutkan momentum yang dimulai pada awal tahun ini ketika minyak menembus 100 dolar AS untuk pertama kali. Melonjaknya harga telah memicu kekhawatiran mengenai inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang melemah, selain memunculkan protes di seluruh dunia. Iran pada Sabtu menawarkan untuk merundingkan pemusnahan nuklirnya namun tanpa membekukan pengayaan uranium, dalam komentar pertamanya dalam merespon sebuah paket internasional yang bertujuan mengakhiri penolakan. Enam kekuatan dunia sedang menawarkan Iran teknologi dan perundingan jika negara itu mensuspensi atau menghentikan sementara pengayaan uranium, yang membuat negara-negara Barat khawatir akan digunakan untuk membuat senjata atom. Iran merupakan produsen minyak mentah nomor empat dunia. Sementara Iran menawarkan untuk berunding, pimpinan militernya mengingatkan bahwa republik Islam itu akan menutup Selat Hormuz, yang vital untuk ekspor minyak, dan menggunakan "taktik blitzkrieg" di Teluk jika negara itu diserang. Namun, kepala staf gabungan angkatan bersenjata Iran menekankan prioritas negaranya adalah Selat Hormuz tetap dibuka. Spekulasi telah tersebar bahwa Israel akan merencanakan serangan militer terhadap lokasi-lokasi nuklir Iran. Amerika Serikat dan Jepang menyeru pada Minggu untuk tindakan mendesak atas harga minyak dan pangan yang dapat menggelincirkan perekonomian global. Perdana Menteri Jepang Yasuo Fukuda mengatakan ia dan Presiden AS George W. Bush setuju atas perlunya upaya mendesak untuk menyelesaikan masalah itu. Keduanya sedang menghadiri KTT yang akan dimulai di Jepang pada Senin (7/7), demikian Reuters. (*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008