TOYAKO, Jepang (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat George W. Bush and Presiden Russian Dmitry Medvedev mengatakan Senin mereka telah sepakat Korea Utara dan Iran harus menghentikan program nuklir mereka walau kedua pemimpin itu gagal mempersempit perbedaannya soal rencana pertahanan peluru kendali AS bagi Eropa Timur. Kedua pemimpin itu bertemu untuk pertama kali sejak Medvedev menggantikan Vladimir Putin sebagai presiden pada Mei menjelang dimulainya pertemuan tingkat tinggi Kelompok Delapan (G8) yang berlangsung tiga-hari di kawasan wisata Danau Toya, Hokkaido. Hubungan pribadi antara keduanya tampak hangat. Bush memanggil mitranya dari Rusia "smart guy" dan Medvedev menyebut Bush dengan panggilan "George." Medvedev mengatakan ada sejumlah hal yang keduanya sepakati termasuk "hal-hal terkait dengan Iran dan Korea Utara" -- perlunya menghentikan kedua negara itu mengejar ambisinya mengembangkan program nuklir. Korea Utara mengeluarkan daftar yang telah lama ditunggu-tunggu tentang kegiatan-kegiatan nuklirnya akhir bulan lalu. Langkah itu membuka prospek kemajuan dalam pembicaraan enam pihak tentang diakhirnya kegiatan nuklir Pyongyang. Sementara itu, Iran terus melakukan kegiatan-kegiatan pengayaan uraniumnya padahal Dewan Keamanan PBB menyerukan negara itu agar menghentikannya. Teheran membantah tudingan-tudingan bahwa pihaknya berusaha membuat senjata nuklir dan tetap menyatakan program nuklirnya untuk pembangkit listrik. "Iran merupakan kawasan tempat Rusia dan AS bekerja erat di waktu lampau dan akan terus bekerja erat untuk meyakinkan rezim di sana agar menghentikan hasrat memperkaya uranium," kata Bush. Berbicara kepada wartawan, Bush dan Medvedev juga mengakui mereka memiliki perbedaan untuk dipecahkan khususnya tentang rencana Washington mendirikan tameng pertahanan rudal di Eropa Timur. "Sudah tentu ada isu-isu menyangkut Eropa Timur dan kami punya perbedaan tentang pertahanan misil ini," kata Medvedev. "Kami ingin menyepakati hal-hal ini." AS dijadwalkan menandatangani sebuah traktat pekan ini dengan Republik Ceko untuk membangun sebuah stasiun radar pertahanan misil disana. Washington juga merundingkan penempatan 10 roket pencegat di Polandia yang dikatakannya untuk melindungi AS dan sekutu-sekutu Eropa dari ancaman "negara-negara jahat" seperti Iran. Rusia yang berpendapat bahwa tameng itu sebuah ancaman telah memperingatkan pihaknya akan membidik rudal nuklirnya di Eropa tengah jika tameng itu didirikan. AS telah menyatakan bahwa 10 roket itu tak sebanding dengan persenjataan nuklir Rusia. Hal-hal lain yang mengganjal hubungan kedua negara termasuk keprihatinan AS atas perundangan-undangan dan demokarsi di Rusia dan meningkatnya ketegangan antara Georgia bekas satelit Sovyet dan Rusia. Kendati demikian, kedua pemimpin menekankan pentingnya bekerja sama, demikian Kyodo.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008