Bandarlampung (ANTARA News) - Konflik internal dialami Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) selain berakibat kurang baik bagi partai itu, justru membawa pula berkah bagi Ketua Umum Dewan Tanfidz DPP PKB versi hasil Musyawarah Luar Biasa (MLB) Ancol, A Muhaimin Iskandar ("Cak Imin"), diantaranya membuat partai dan dirinya kian dikenal luas oleh masyarakat banyak. "Benar, sekarang ini kalau berada di bandara atau tempat umum lainnya, malah banyak warga masyarakat yang menyapa serta menyatakan dukungan kepada kami di PKB untuk terus berjuang membela partai ini agar menjadi semakin besar dan maju," kata Cak Imin, pada pertemuan silaturahmi dan konsolidasi internal jajaran PKB se-Lampung, di Kantor DPW PKB Provinsi Lampung, di Bandarlampung, Minggu (6/7) petang. Cak Imin malah mengibaratkan dirinya yang belakangan kerap muncul di layar kaca dan di media massa karena keberaniannya "melawan" upaya memberhentikan dirinya sebagai Ketua Umum oleh sesepuh NU itu, menimbulkan simpati tidak hanya bagi warga PKB dan NU, tapi juga masyarakat umumnya. Dia malah merasa mendapatkan hikmah dari konflik itu, antara lain membuat PKB makin populer dan dirinya yang juga makin dikenal luas bak selebritis. Padahal secara internal, menurut dia, mengibaratkan PKB yang dilanda konflik itu sedang mengalami sakit akibat terkena duri dan paku berkarat, sehingga menjadi bernanah. Karena itu, perlu bantuan dokter untuk mencabut paku dan duri serta mengobati dan menyembuhkannya. "Kenyataannya justru, saya selaku Ketua Umum yang mencoba mencabut duri dan paku yang membuat PKB itu sakit, malah menjadi disalahkan serta justru diberhentikan," ujar dia lagi. Cak Imin menegaskan, konflik internal di tubuh partainya itu--kendati sampai ke pengadilan--diharapkan segera berakhir, menyusul keputusan pengadilan yang tetap mengesahkan eksistensi dirinya bersama Sekjen DPP PKB Lukman Edy memimpin partai itu. Konflik itu juga diharapkan malah makin mendorong warga PKB kian mandiri dan kokoh menjelang Pemilu 2009, sekaligus menjadi ujian bagi seluruh kader partainya serta seleksi alam, tetap berada dalam naungan PKB dalam susah dan senang atau beralih mendukung yang lain. Ia mengakui, akibat konflik internal itu, banyak pengurus dan pimpinan partai itu yang menjadi stres menghadapinya karena konflik yang cenderung terus berlangsung. "Kalau saya, walaupun sempat kena stres juga, paling hanya seminggu," tutur dia lagi. Dia mengakui, akibat konflik tersebut PKB sempat menjadi seperti terkoyak, tapi semua itu membawa hikmah mendorong warga NU bersama PKB kembali menyatukan diri untuk menyelamatkan partai ini agar tetap menjadi besar dan semakin modern serta maju. "Pokoknya apapun risikonya, PKB harus tetap diselamatkan dan duri ataupun paku yang membuat PKB sakit harus dicabut serta disingkirkan," cetus Cak Imin, seraya meyakini sekarang ini yang paling utama adalah menjaga "rumah" PKB itu agar tidak lagi dibiarkan dirusak dan dikoyak dari dalam maupun dari luar. Obsesi Cak Imin adalah mengembalikan PKB meraih kembali minimal 15 persen suara pada Pemilu 2009 yang sempat hilang pada Pemilu 2004 lalu, sekaligus menjadikan sebagai rumah besar warga NU dan masyarakat umumnya sebagai partai yang makin sehat, modern, profesional dan taat pada aturan serta mengabdikan pada kepentingan masyarakat dan bangsa. "Bangsa ini sudah banyak menghadapi masalah, sehingga perlu dukungan kekuatan politik besar untuk bisa mengatasinya," ujar Cak Imin pula.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008