Jakarta (ANTARA News) - Miranda Goeltom, Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia, telah lama memiliki perhatian pada dunia seni seperti keterlibatannya sebagai Ketua Nusantara Simphony Orchestra (NSO) dan perkumpulan Jakarta Old Town Kotaku. Awal Juli ini Miranda juga sukses merintis berlangsungnya kembali ajang kompetisi bagi seniman kontemporer Indonesia lewat "Indonesia Art Award (IAA) 2008". Meski diakui Miranda hal ini tidak mudah, namun ia optimistis program ini menuai sukses. "Indonesia Art Award adalah program tetap Yayasan Seni Rupa Indonesia (YSRI) dan saya berkomitmen untuk kembali merintis IAA yang sempat terhenti di tahun 2003 lalu," katanya di Jakarta, Senin. Bagi Miranda kerja keras untuk mewujudkan keberlangsungan ajang ini bukan hal mudah karena memerlukan kerja keras dan dukungan dana yang besar. Ia mengungkapkan terhentinya pelaksanaan IAA pada 2003 lalu salah satu persoalannya adalah kendala pendanaan. "Saya adalah orang yang sangat optimis dalam memandang sebuah persoalan. Jadi dengan mengetahui apa yang menjadi persoalan, mencari jalan keluarnya, lalu mulai melakukan sesuatu, maka pasti suatu hari nanti akan ada hasil maksimal yang akan kita peroleh," kata perempuan kelahiran Jakarta, 19 Juni 1949. Kerja kerasnya membuahkan hasil yang menggembirakan. Lewat dukungan berbagai pihak akhirnya program ini terselenggara dan mampu memberikan hadiah besar sebagai penghargaan pada para pemenang kompetisi. "Segala sesuatu harus dimulai dari yang kecil dulu, yang penting kesungguhan dalam bekerja dan dukungan dana sehingga IAA dapat berlangsung rutin dua tahun sekali. Saya sendiri sangat optimis dengan keberlangsungan kegiatan ini dan berupaya maksimal untuk mewujudkannya. Waktu yang akan menjawab kesungguhan kerja kami semua di YSRI," demikian ujar Miranda.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008