Dalam dua tahun ini, Program Kampung Pejabat telah membuka lapangan kerja baru, terutama bagi pelaku UMKM dari kalangan ibu-ibu. ...
Surabaya (ANTARA) - PT Pertamina dalam kurun dua tahun terakhir telah mengucurkan dana sekitar Rp500 juta untuk mengembangkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di bantaran Sungai Jambangan, Kota Surabaya, Jawa Timur, sebagai upaya memberdayakan ekonomi masyarakat sekitar bantaran.

Unit Manager Communication & CSR Pertamina Marketing Operation Region V Jatim, Bali, Nusa Tenggara Rustam Aji di Surabaya, Kamis, mengatakan pemberdayaan dilakukan dengan menggagas program CSR Kampung Pejabat atau Pusat Ekonomi Jambangan Hebat dengan area seluas 300 hektare yang mencakup empat kelurahan di Kecamatan Jambangan.

"Program ini kami laksanakan secara berkelanjutan sejak 2018 hingga lima tahun ke depan, dan pengembangannya kami jalankan dengan konsep desa wisata berwawasan lingkungan," katanya.

Program ini adalah melakukan penataan di bantaran sungai sedemikian rupa sehingga menjadi destinasi wisata, dan para pelaku UMKM diberdayakan agar bisa menghasilkan berbagai produk unggulan yang menarik bagi wisatawan.

"Dalam dua tahun ini, Program Kampung Pejabat telah membuka lapangan kerja baru, terutama bagi pelaku UMKM dari kalangan ibu-ibu. Melalui pendampingan usaha, bantuan modal dan pemasaran, kini usaha mereka sudah mulai mandiri," kata Rustam kepada wartawan.

Ia mengatakan, berbagai usaha yang tumbuh antara lain W-queen, Bixo, Sweger, Ces Plong, Ayam Geprek, Rose Catering, Telur Asin, Dapur Mama, Frozen dan Abon, dengan rata-rata pendapatannya Rp5 juta per bulan.

Baca juga: Pertamina pastikan sarana operasional di Maluku normal pascagempa

"Para pelaku UMKM ini juga banyak yang single parent, sehingga program ini sangat membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari serta untuk biaya menyekolahkan anak-anaknya," katanya.

Program Kampung Pejabat, kata Rustam, tidak hanya menumbuhkan pelaku UMKM, tetapi juga mengubah budaya masyarakat di bantaran sungai yang sebelumnya menganggap sungai hanya sebagai bagian belakang rumahnya, kini menjadi bagian terdepan atau teras rumahnya yang harus dijaga kebersihan dan kelestariannya.

"Kami juga memberikan berbagai pendampingan dalam pelestarian lingkungan, seperti pengelolaan dan pemilahan sampah organik dan anorganik. Dan memberikan berbagai bantuan perlengkapan untuk UKM, pencacah sampah dan taman edukasi pengelolaan sampah," katanya.

Sementara itu, Yuli Suhartini salah satu ibu rumah tangga yang tinggal di bantaran Sungai Jambaran, mengapresiasi upaya Pertamina karena memberikan pendapatan tambahan untuk membantu perekonomian keluarganya.

Wanita berusia 42 tahun tersebut mengaku bersyukur karena Pertamina merangkul ibu-ibu rumah tangga untuk berkarya.

"Tiga tahun lalu, Pertamina membantu warga sini dengan membangun fasilitas jalan dan taman di bantaran sungai. Setelah itu kami diajak mengikuti pelatihan membuat camilan dan minuman ringan. Dari pelatihan tersebut, kami diberikan modal usaha berupa peralatan kerja, bahan baku dan pembentukan UMKM Jos Gandos ini," kata Yuli yang juga menjadi wakil ketua UMKM Jos Gandos tersebut.

Setelah memperoleh keahlian, mulailah delapan ibu rumah tangga memproduksi minuman kunyit asem dan kripik berbentuk stik dengan aneka rasa dan didistribusikan ke warung-warung, bazar atau UKM.

Menurutnya, saat ini Jos Gandos bisa menghasilkan sekitar 100 botol kunyit asem dan kripik stik beraneka rasa, seperti stik bayam, singkong, keju, apel, strawberry.

"Bahkan sekarang kami memproduksi camilan baru, yaitu kuping gajah, pluntir, dan kecipir. Semuanya merupakan produk camilan tradisional berbahan dasar tepung," imbuhnya.
Baca juga: Pertamina tambah enam SPBU BBM Satu Harga di Kalimantan

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019