Johor Bahru, Malaysia (ANTARA News) - Wisata Kuliner ke Johor Bahru terasa kurang lengkap bila tak mencicipi mie rebus buatan keluarga Haji Wahid. Mie Rebus ala Haji Wahid cukup terkenal di Johor Bahru, yang salah satunya berada di Plaza Angsana. "Mee Rebus Haji Wahid" yaitu mie kuning yang disajikan dalam kuah yang kental rasa kaldu, bersama ku-chai, toge, telur pindang, potongan cabe hijau dan jeruk limau dengan taburan bawang goreng. Mee Rebus Haji Wahid sudah sering disajikan untuk pejabat dan tamu-tamu asing, termasuk Perdana Menteri Malaysia dan Singapura, serta anggota keluarga kerajaan. Rombongan "Media and Travel Agent Fam Trip" dari Indonesia juga sempat mencicipi hidangan dari keluarga Wahid tersebut. "Mienya besar-besar seperti spaghetti dan kuahnya gurih. Ya lumayan enak lah," kata Erna, pengusaha travel asal Indonesia yang ikut dalam rombongan kunjungan ke Negeri Johor tersebut. Keluarga Wahid memulai usaha ini sejak tahun 1919. Bermula dari Basid Ali Karam Ali atau yang lebih dikenal dengan Wak Baidali, menjual mie rebus setiap siang dengan menggunakan "kandar", dua keranjang rotan yang dipikul di sekitar gedung Bukit Zaharah dan Kampung Air Molek. Selanjutnya, pada 1938, anaknya Haji Wahid Basid Ali, menjadi satu-satunya penjual mie rebus diantara penjual sate di Satay Club, berlokasi di seberang stasiun kereta Johor Bahru. Ketika Satay Club dihancurkan tahun 1978, Haji Wahid pindah ke terminal bus Jalan Trus sementara anaknya Haji Halim, membuka kedai mie rebus pada sore hari di Tepian Tebrau. Saat ini, Mee Rebus Haji Halim selalu ramai oleh pelanggannya, sehingga ketika ia membuka kedai di Plaza Angsana pada tahun 1997, para penggemar setia bisa melacaknya. Seperti yang dilakukan ayahnya, Haji Abdul Halim Wahid adalah pemilik tempat yang turut melayani konsumen bersama anak buahnya. "Saya makan mie rebus yang dibuat sendiri oleh Haji Halim. Cepat sekali dia membuatnya, tapi rasanya tetap enak," kata Daniel, salah satu peserta Fam Trip dari Indonesia. Haji Halim, mantan pemain rugby nasional, rela menggantung sepatunya pada usia 41 tahun untuk menjalankan bisnis keluarga tersebut. "Rahasianya ada pada kaldu," kata Haji Halim di kedainya di Plaza Angsana. Rahasia resep keluarga terjaga rapi dan hanya diberikan kepada anggota keluarga yang membuka outlet di Johor dan Selangor. Saat ini, tujuh dari 12 anak Haji Wahid dan dua cucunya melanjutkan bisnis ini, menyajikan mie rebus lezat di Taman Rinting, Larkin Market food court, Kampung Melayu dan di sebelah masjid Kolam Air. Cabang di luar Johor ada di Putrajaya, Shah Alam dan Sri Hartamas. Bagi yang ingin mencoba cukup dengan menyisihkan 3 ringgit per mangkok atau setara tujuh ribu lima ratus rupiah saja. (*)

Oleh Oleh N. Aulia Badar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008