New Delhi (ANTARA News) - Jenazah empat warga India termasuk dua diplomat, yang tewas akibat serangan bom bunuh diri di Kabul, Afghanistan, tiba di New Delhi dengan sebuah pesawat khusus, kata para pejabat, Selasa. Atase Pertahanan di kedubes India di Afghanistan Brigjen RD Mehta, penasihat politik Venkateswara Rao dan dua personil Polisi Perbatasan India-Tibet, Ajay Pathania dan Roop Singh termasuk di antara 44 orang yang tewas ketika seorang pembom bunuh diri meledakkan mobil yang memuat bom di pintu gerbang kedubes India di Kabul Senin pagi. Lebih dari 140 orang cedera dalam serangan besar pertama pada satu misi India di luar negeri dan bom bunuh diri yang paling banyak menimbulkan korban jiwa sejak jatuhnya pemerintah Taliban tahun 2001. Keluarga-keluarga dari para korban mendampingi jenazah-jenazah itu yang dibawa sebuah pesawat khusus Angkatan Udara India yang tiba di New Delhi Senin malam. "Ia akan segera bersama kami," kata seorang keluarga Venkateswara Rao kepada wartawan sebagaimana dikutip DPA. Jenazah Rao terlempar di atas atap kedubes itu akibat ledakan bom yang kuat yang menghantam pintu-pintu gerbang kedubes itu dan bangunan lainnya dan menghancurkan gedung-gedung di kompleks itu , kata stasiun televisi NDTV dalam sebuah laporannya. Menurut pihak berwenang Afghanistan, para teroris bekerjasama dengan beberapa badan rahasia asing di kawasan itu melancarkan serangan tersebut. Mereka mengatakan bom itu dibawa dalam sebuah mobil Toyota Corolla yang dikemudikan pembom bunuh diri itu. Sementara itu PM India Manmohan Singh, yang berada di Jepang untuk menghadiri KTT G-8 ( kelompok delapan negara industri kaya) mengecam serangan itu dan mengatakan ia terkejut atas tewasnya para warga India dalam serangan itu. "India ikut belasungkawa kepada keluarga para korban. Kami akan melakukan segala yang kami dapat lakukan untuk membantu mereka yang kehilangan keluarga dan berduka cita. Ini adalah janji kami," kata Singh. PBB juga mengutuk serangan-serangan itu. Sekjen PBB Ban Ki moon dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan di New York mengatakan bahwa para penyerang mentargetkan warga-warga sipil, menyebutkan nahwa "tidak ada agenda politik atau kemarahan dapat dibenarkan dengan melakukan cara-cara sangat tercela seperti itu. Dewan Keamanan PBB dalam sebuah pernyataan, Selasa juga menyerukan usaha-usaha internasional untuk membawa para pelaku, pengatur, pemberi dana dan pendukung "tindakan tercela" itu ke pengadilan dan mengimbau semua pemerintah "untuk bekerjasama secara aktip" dengan pihak berwenang Afghanistan menyangkut masalah ini. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008