Denpasar (ANTARA News) - Kapolri Jenderal Pol Sutanto menyatakan bahwa Bali dan beberapa daerah lain di Indonesia, hingga kini masih tergolong rawan dari serangan bom yang dilancarkan kaum teroris. "Tidak hanya Bali, tapi beberapa daerah lain juga masih tergolong rawan, sehingga kami terus melakukan upaya pengamanan yang optimal," kata Kapolri Sutanto di Denpasar, Selasa sore. Usai meresmikan Kantor Transnational Crime Coordination Team (TNCT) Bali, Kapolri menjelaskan, pihaknya sudah menekankan kepada jajaran kepolisian di daerah untuk tidak pernah lengah dalam mengantisipasi kemungkinan munculnya kembali aksi teroris. Lewat upaya yang cukup gigih di lapangan, akhirnya sejumlah tersangka teroris belum lama ini berhasil dibekuk petugas di daerah Palembang, Sumatera Selatan. "Kita akan terus buru jaringan mereka yang diduga masih berada di beberapa dearah lain," ujar Jenderal Sutanto. Tidak hanya ancaman yang datang dari kaum teroris, Kapolri juga mengingatkan jajarannya untuk selalu waspada terhadap kemungkinan munculnya tindak kejahatan lain, terlebih yang dapat melibatkan orang banyak. Bali yang kini menghadapi Pilkada, lanjut dia, perlu diantisipasi dan diwaspadai dengan lebih seksama, mengingat peristiwa lima tahunan itu biasanya penuh dengan suasana yang cukup panas. Kepada polisi Bali, Kapolri mengingatkan agar dapat melakukan kerja sama dengan KPU dalam mengantisipasi daerah-daerah yang dianggap cukup rawan terjadinya konflik. Dengan mengenali daerah yang rawan terhadap konflik, senantiasa akan dapat dilakukan langkah-langkah pencegahan atas kemungkinan munculnya kejadian yang tidak diinginkan. Dengan demikian pula, seluruh proses Pilkada Bali yang hari pencoblosannya dilakukan Rabu (9/7), pada gilirannya akan dapat berjalan dengan tertib, lancar dan aman, katanya menandaskan. Mengenai keberadaan TNTC, Kapolri mengungkapkan, beberapa jenis perangkat canggih yang terdapat di ruang kantor tersebut, pengadaannya dilakukan atas kerja sama dengan pemerintah Australia. "Jadi Australia yang bantu kita dalam urusan perangkat keras bagi beberadaan kantor yang antara lain akan menangani masalah terorisme, pencucian uang, penyelundupan manusia, cyber crime dan lain-lain," kata Kapolri tanpa merinci jenis perangkat canggih dimaksud. Kapolri saat meresmikan kantor TNTC Bali tampak didampingi Kepala Polisi Federal Australia (AFP) Komisioner Mick Kelty, mewakili pemerintah Australia.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008