Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mencatat realisasi surplus anggaran hingga 30 Juni 2008 mencapai sekitar Rp123 triliun akibat realisasi penyerapan belanja negara yang masih rendah 36,7 persen atau senderung stagnan dibanding periode yang sama tahun lalu 36,6 persen, menyusul pemangkasan anggaran 10 persen pada awal tahun anggaran lalu. "Praktis penyerapan belanja barang dan modal kementerian lembaga (KL) sebenarnya baru dimulai pada April 2008. Tapi ini jauh lebih baik dibanding dengan periode yang sama tahun lalu, padahal tidak ada pemangkasan," kata Menkeu, Sri Mulyani Indrawati, di Jakarta, Rabu. Dari angka itu, ujarnya, surplus yang berasal dari pos pembiayaan mencapai Rp61,5 triliun atau 1,4 persen dari PDB, padahal penerbitan surat berharga netto hingga semester I 2008 mencapai Rp81,185 triliun atau 68,92 persen dari target Rp117,8 triliun. Ia menjelaskan, penerimaan perpajakan pada semester I 2008 mencapai Rp307,5 triliun atau 50,5 persen dari target APBN Perubahan. Sementara itu, ia menjelaskan, realisasi belanja subsidi energi hingga 30 Juni mencapai Rp86,9 triliun, yang terdiri atas subsidi BBM Rp60,5 triliun dan subsidi listrik Rp26,4 triliun Depkeu mencatat, penyerapan belanja pemerintah pusat pada semester I mencapai 35,4 persen, naik dari 33,7 persen pada periode yang sama tahun lalu, dengan penyerapan belanja terbesar terjadi pada Mabes Polri 46,2 persen, Dephan 44,6 persen, dan Depag 35,5 persen. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008