New York (ANTARA News) - Harga minyak di pasar New York, Rabu waktu setempat (Kamis dinihari WIB), relatif stabil setelah dua hari turun tajam dan berita bahwa Iran melakukan ujicoba peluru kendali jarak jauh yang menjangkau Israel hanya mendorong harga naik sementara. Pasar juga mengabaikan berita lainnya, penurunan cadangan minyak AS dan mencerna janji para pemimpin G8 untuk membuat pasar minyak lebih transparan. Pemimpin G8 menyatakan akan membantu menstabilkan pasokan dan investasi. Kontrak berjangka minyak utama New York, minyak mentah jenis "light sweet" untuk pengiriman Agustus, hanya naik satu sen dolar AS dan ditutup pada 136,05 dolar AS per barrel. Minyak mentah Brent North Sea London, untuk pengiriman Agustus, naik 15 sen dolar AS menjadi 135,58 dolar AS per barrel. Harga minyak telah jatuh sekitar 10 dolar AS dari rekor tertinggi sepekan lalu, dan para analis mengatakan pasar masih sensitif terhadap suatu berita yang potensial berdampak terhadap pasokan atau permintaan. "Seperti umumnya masih terbagi: para penjual terutama fokus pada kontraksi permintaan sehubungan konsekuensi dari melemahnya aktivitas ekonomi dan para pembeli mengkhawatirkan meningkatnya inflasi dan ancaman terhadap pasokan," kata Mike Fitzpatrick dari MF Global dikutip AFP. Harga sempat mendapat dorongan setelah departemen energi AS (DoE) mengatakan bahwa cadangan minyak mentah AS turun 5,9 juta barrel dalam pekan hingga 4 Juli. Penurunan ini lebih besar daripada ekspektasi pasar turun 2,1 juta barrel. Sementara uji coba peluru kendali produsen minyak Iran, yang dikatakan mampu mencapai Israel, membuat Amerika Serikat gusar. Gedung Putih mengecam ujicoba penembakan rudal Iran yang dapat mencapai Israel dan memperingatkan republik Islam itu agar menghentikan program rudal balistiknya "segera." Shahab-3 termasuk diantara sembilan rudal yang diuji coba Rabu pagi dari sebuah lokasi yang tidak disebutkan namanya di gurun Iran, kata stasiun televisi berbahasa Arab Al Alam dan jaringan televisinya yang berbahasa Inggris Press-TV. Harga minyak menukik pada Selasa, akibat penurunan tajam pasar saham global dan meningkatnya kembali kehawatiran tentang pelambatan ekonomi yang memicu kekhawatiran tentang permintaan energi mendatang. Pada Rabu, para pemimpin G8 di Jepang juga menjanjikan untuk memperbaiki transparansi dan keseimbangan pasokan dan permintaan di pasar minyak melalui peningkatan dialog antara negara-negara konsumen dan produsen. "Sebagai tanggapan terhadap kenaikan tajam harga minyak, kami setuju memperbaiki keseimbangan dalam pasokan dan permintaan melalui upaya-upaya dialog antara negara-negara produsen dan konsumen untuk memperbaiki transparansi," kata mereka dalam sebuah pernyataan akhir pertemuan mereka di Jepang. Sepekan lalu, harga minyak melompat ke rekor tertinggi hampir 147 dolar AS, yang memicu kekhawatiran tentang inflasi dan pelambatan ekonomi global. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008