Brisbane, (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon resmi mengumumkan nama mantan menteri luar negeri Australia, Alexander Downer, sebagai utusan khusus badan dunia itu untuk Siprus. Jaringan pemberitaan "ABC", Sabtu, menyebutkan, Downer akan memulai tugas barunya untuk membantu penyatuan kembali rakyat Siprus keturunan Turki dan Yunani itu pada 14 Juli. Negara pulau di Laut Tengah bagian timur yang berjarak sekitar 113 kilometer di sebelah selatan Turki itu terbelah menjadi dua bagian sejak 1974. Bagian utara dikuasai rakyat keturunan Turki dan bagian selatan oleh rakyat keturunan Yunani. Penunjukan Downer sebagai utusan khusus PBB untuk Siprus itu telah mendorong dirinya mengundurkan diri dari kancah perpolitikan federal Australia yang telah digelutinya selama 24 tahun. Alexander Downer mengumumkan pengunduran dirinya dari gelanggang politik Australia di Adelaide 3 Juli lalu setelah lebih dari dua puluh tahun mewakili Partai Liberal untuk daerah pemilihan Mayo di Australia Selatan. Terkait dengan tugas baru Downer di PBB ini, Perdana Menteri Kevin Rudd memberikan dukungannya. Downer tercatat sebagai menlu terlama dalam sejarah Australia (1996-2007). Ia duduk sebagai anggota parlemen Federal Australia dari Partai Liberal setelah kembali memenangkan kursi daerah pemilihan Mayo, Australia Selatan, dalam Pemilu 2007. Dalam konteks hubungan bilateral Indonesia-Australia, Alexander Downer merupakan sosok yang tak asing di kalangan pejabat pemerintah RI sejak dari era (almarhum) Soeharto sampai Susilo Bambang Yudhoyono. Di masa Downer, Australia melibatkan diri secara mendalam dalam isu Timor Timur yang berakhir dengan kemerdekaan wilayah itu dari Indonesia. Namun di masa Downer pula, Australia memberikan bantuan besar kepada Indonesia saat Aceh dan Nias dilanda bencana tsunami dan gempa bumi yang menewaskan ratusan ribu orang. Politisi konservatif kelahiran 9 September 1951 yang pernah menjadi pemimpin oposisi tersingkat dalam sejarah Partai Liberal (1994-1995) ini mendapatkan pendidikan di Geelong Grammar School di Australia, Radley College Inggris, serta Universitas Newcastle upon Tyne. Suami Nicola Robinson dan ayah Georgina, Olivia, Edward, dan Henrietta ini juga dikenal sebagai politisi dan diplomat ulung Australia yang fasih berbahasa Perancis. (*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008