Semarang (ANTARA News) - Kalangan pengusaha di Jawa Tengah meminta PLN Distribusi Jateng/DIY membuat jadwal pemadaman listrik agar tidak menimbulkan kerugian industri yang mengandalkan pasokan listrik. "PLN harus membuat jadwal pasti pemadaman listrik agar kalangan pengusaha dapat mengantisipasi sejak dini," kata anggota Kadin Provinsi Jateng, Seno Hardiono, di Semarang, Sabtu. Dengan adanya jadwal pasti waktu pemadaman listrik, katanya, kalangan pengusaha di provinsi ini dapat mengelola usahanya menyesuaikan jadwal pemadamam listrik agar tak mendatangkan kerugian. Ia menyesalkan langkah PLN yang tidak membuat jadwal pemadaman listrik, apalagi memberi informasi kepada kalangan pengusaha jika akan ada pemadaman. "Tanpa ada pemberitahuan tiba-tiba saja listrik sudah mati. Ini jelas merugikan pengusaha," katanya. Seno mengakui, dampak pemadaman listrik hingga kini memang belum sampai memunculkan pemutusan hubungan kerja (PHK) para pekerja. Namun bukan tidak mungkin jika pemadaman listrik akan berlangsung terus menerus bukan tidak mungkin akan terjadi PHK akibat penngusaha merugi karena produksinya terganggu. "Kita meminta PLN seminggu sebelumnya memberi jadwal pemadaman bergilir kepada pengusaha. Dengan cara itu pengusaha bisa mempersiapkan diri dengan mengubah pola kerjanya agar tetap berproduksi dan tidak merugi," katanya. Dia mengatakan, para pengusaha belakangan ini mengeluh seringnya terjadi pemadaman listrik bergilir karena mengganggu produksinya. Jika produksi terganggu terus, maka akan menggangu kontrak bisnis, produksi, dan ketetapan pengiriman akan terganggu. Sebelumnya Gubernur Jateng, Ali Mufiz mengatakan, wilayah Jateng kini mengalami krisis listrik karena setiap hari terjadi defisit pasokan kebutuhan listrik sebesar 800 megawatt. Kemampuan pasokan listrik yang dilakukan PLN kini hanya tinggal 1.700 megawatt/hari dari kebutuhan total sebesar kurang lebih 2.500 megawatt/hari. Menurut Gubernur, selama ini kekurangan lisrik di Jateng dipasok Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur. Namun kedua provinsi itu kini juga mengalami krisis listrik. Karena itu, Jateng perlu segera mencari solusi pemecahan. Jika menunggu ketersediaan listrik sebesar 10.000 megawatt sampai tahun 2009 terlalu lama. Langkah PLN dengan melakukan pemadaman listrik bergiliran seperti yang dilakukan sekarang dinilai dapat membawa dampak menurunnya produktivitas sehingga menganggu pertumbuhan ekonomi, katanya. "Solusi jangka pendek yang harus segera dilakukan adalah melakukan penghematan energi listrik melibatkan semua pihak dari pemerintah, stakeholders, dan masyarakat," katanya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008