Madiun (ANTARA News) - Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid, di Madiun, Minggu, mengatakan golongan putih atau golput di Indonesia bukan merupakan ancaman terhadap kelangsungan sebuah pelaksanaan pesta demokrasi. Pasalnya, potensi golput masih lebih rendah dibandingkan dengan yang mengikuti pesta demokrasi. "Memang tidak salah jika masyarakat memilih golput pada salah satu pelaksanaan pesta demokrasi. Namun mereka yang golput harus bisa bertanggung jawab atas apa yang dia lakukan," katanya di sela pemantapan kader PKS di kota Madiun, menjelang pelaksanaan Pilgub Jawa Timur dan Pilwali kota Madiun. Menurut kader PKS itu, berdasarkan pantauan dan pengkajian yang dilakukan, golput dilakukan atas dasar beberapa hak, antara lain adalah hanya ikut-ikutan pemimpin yang berseberangan dengan calon yang telah ada. Selain itu, golput juga disebabkan karena keinginan dari masyarakat itu sendiri akibat tidak sejalan dengan program yang ditawarkan, katanya. "Selama ini angka golput masih lebih rendah dari angka partisipasi masyarakat dalam pesta Demokrasi. Untuk itu, kami menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk berfikir jernih dalam menentukan pilihan dan menggunakan hak pilihnya," katanya. Lebih lanjut ia menjelaskan, setiap keputusan yang dipilih oleh masyarakat, baik yang memilih golput maupun menyalurkan hak pilihnya pada sebuah pesta demokrasi, harus bisa dipertanggung jawabkan. Dengan demikian pilihan dari masyarakat merupakan pilihan yang terbaik. "Jika pemimpin yang dipilih tidak bisa memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat, maka pemilih juga harus ikut bertanggung jawab. Untuk itu dalam memilih seorang pemimpin harus betul-betul sesuai dengan hati nurani dan tidak ikut-ikutan" katanya. Selain melakukan konsolidasi dengan internal PKS, Hidayat juga didaulat sebagai juru kampanye pasangan calon Gubernur Jawa Timur, Sukarwo-Saifullah Yusuf (Karsa). (*)

Copyright © ANTARA 2008