Jakarta, 14/7 (ANTARA) - Memasuki bulan Juli ini, secara umum wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau. Di beberapa propinsi rawan kebakaran hutan dan lahan telah terjadi peningkatan jumlah hotspot atau titik panas. Pantauan satelit tanggal 1 hingga 8 Juli 2008 menunjukkan, hotspot yang terpantau di Propinsi Sumsel yaitu sebanyak 98 titik, berturut-turut diikuti Jambi 81 titik, Riau juga 81 titik, Sumatera Barat 43 titik, dan Kalbar sebanyak 25 titik. Agar tidak menimbulkan dampak luas yang berarti seperti gangguan kabut asap, kejadian tersebut telah ditindaklanjuti melalui groundcheck dan upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan sesuai standar operasi (SOP) yang berlaku. Selanjutnya untuk mencegah dan mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan pada musim kemarau tahun 2008 ini, para kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Departemen Kehutanan di propinsi-propinsi pada wilayah rawan kebakaran meliputi Riau, Kalimantan Barat, Jambi, Sumatera Selatan, dan Sumatera Barat diminta untuk melakukan langkah-langkah antisipasi dan meningkatkan kegiatan koordinasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Langkah-langkah antisipasi dapat ditempuh antara lain dengan meningkatkan kesiapsiagaan sumberdaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan di wilayah masing-masing, segera menindaklanjuti data hotspot yang terdeteksi di wilayahnya dilanjutkan groundcheck serta melakukan pemadaman dini jika ditemui kebakaran. Langkah antisipasi lainnya adalah mulai melaksanakan patroli rutin untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan sedini mungkin. Untuk mendukung kelancaran arus informasi yang terkait pengendalian kebakaran hutan dan lahan, setiap wilayah diminta mulai mengaktifkan Posko Siaga dan melaporkan upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan kepada Direktur Jenderal PHKA Departemen Kehutanan. Untuk keterangan tambahan, silakan hubungi Masyhud, Kepala Pusat Informasi Kehutanan, Departemen Kehutanan, Telp: (021) 570-5099, Fax: (021) 573-8732

Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2008