Sejauh ini faktor alam, yaitu musim panas yang berkepanjangan penyebab terjadinya kebakaran tersebut dan hal itu diperkuat dengan titik api yang ditemukan adalah di areal yang sulit dijangkau oleh manusia
Lumajang, Jawa Timur (ANTARA) - Kapolres Lumajang AKBP Muhammad Arsal Sahban dan Komandan Kodim 0821/Lumajang Letkol Inf Achmad Fauzi turun langsung bersama Tim Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan dalam memadamkan kebakaran hutan di Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa.

Ratusan petugas gabungan TNI, Polri, BPBD, TNBTS, masyarakat, dan relawan pecinta alam berkumpul di Desa Ranupani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang untuk diberangkatkan menuju sejumlah titik lokasi kebakaran hutan di gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) itu.

"Kebakaran di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) itu sudah berkurang karena titik api yang sebelumnya ada 70 'hotspot', kini sisa empat titik api," kata Kapolres Lumajang AKBP Muhammad Arsal Sahban.

Ia mengatakan sebagian lokasi kebakaran hutan di Gunung Semeru di medan yang curam, di lereng dengan kemiringan 70 derajat celsius dan vegetasi yang terbakar berupa semak belukar, sedangkan pohon-pohon besar tidak sampai mati.

"Semua pihak, baik dari TNI, Polri, BPBD, TNBTS, dan masyarakat semuanya telah bekerja secara maksimal agar kebakaran hutan di wilayah TNBTS tersebut segera teratasi," tuturnya.

Baca juga: Wakapolda Jatim tinjau kebakaran hutan di Gunung Semeru

Ia mengatakan seluruh personel telah dikerahkan dan peralatan untuk memadamkan api juga sudah disiapkan semuanya untuk memadamkan kebakaran hutan di Gunung Semeru.

"Sejauh ini faktor alam, yaitu musim panas yang berkepanjangan penyebab terjadinya kebakaran tersebut dan hal itu diperkuat dengan titik api yang ditemukan adalah di areal yang sulit dijangkau oleh manusia," katanya.

Arsal mengimbau kepada para pendaki yang hendak naik Gunung Semeru bersabar dahulu karena jalur pendakian gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut, masih ditutup hingga batas waktu yang belum ditentukan, karena pihak TNBTS tidak mau beiesiko dengan membuka jalur pendakian yang masih terbakar itu.

Pantauan di lapangan, puluhan personel TNI dan Polri serta masyarakat menggelar shalat Istiqa atau shalat minta hujan sebelum tim karhutla melakukan pemadaman di sejumlah titik di kawasan Gunung Semeru.

Shalat yang dipimpin Dandim 0821/Lumajang Letkol Inf Ahmad Fauzi untuk meminta hujan, termasuk kawasan TNBTS, dan tidak lagi kekeringan, sehingga kebakaran hutan dan lahan di lereng Gunung Semeru segera teratasi.

Baca juga: Luas hutan yang terbakar di Gunung Semeru capai 198 hektare
Baca juga: Pemadaman kebakaran di jalur pendakian Semeru terkendala
Baca juga: Pendakian Gunung Semeru ditutup total akibat kebakaran hutan

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019