mudah-mudahan sebulan dua bulan ini sudah bisa pulih untuk savana
Probolinggo, Jawa Timur (ANTARA) - Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) menyatakan bahwa proses pemulihan ekosistem kawasan Gunung Bromo di Jawa Timur akibat peristiwa kebakaran hutan dan lahan membutuhkan waktu hingga lima tahun.

Kepala Balai Besar TNBTS Hendro Widjanarko saat meninjau Blok Savana Lembah Watangan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Kamis mengatakan, pemulihan ekosistem kawasan membutuhkan waktu cukup panjang agar pepohonan asli di kawasan tersebut tumbuh optimal.

"Untuk pohon-pohon asli di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru seperti cemara gunung, kesek, tutup, pasang, yang terdampak kebakaran, itu kurang lebih diperkirakan membutuhkan waktu 3 sampai 5 tahun," kata Hendro.

Hendro menjelaskan, dalam upaya memulihkan ekosistem kawasan Gunung Bromo yang mengalami kebakaran hutan dan lahan pada Agustus dan September 2023 tersebut, ada tiga mekanisme yang akan diterapkan.

Baca juga: Kebakaran lahan di Bukit Teletubbies diduga dipicu ulah pengunjung
Baca juga: KLHK ungkap penyebab api sulit padam di Gunung Bromo


Menurutnya, mekanisme pertama adalah pemulihan secara alami khususnya untuk area savana atau padang rumput yang berada di kawasan tersebut. Kemudian, rehabilitasi dengan melakukan penanaman pohon kembali serta restorasi atau upaya mengembalikan unsur hayati.

"Pemulihan ekosistem, itu ada tiga mekanismenya, alam, rehabilitasi, restorasi. Jadi yang alam ini untuk savana secara alami, nanti kita lihat alam bisa memulihkan diri sendiri. Mudah-mudahan sebulan dua bulan ini sudah bisa pulih untuk savana," katanya.

Ia menambahkan, upaya pemulihan ekosistem kawasan Gunung Bromo tersebut, diperkirakan membutuhkan biaya hingga Rp3,5 miliar dari total taksiran kerugian hingga Rp5,4 miliar akibat peristiwa kebakaran hutan dan lahan tersebut.

"Dari yang tadi (taksiran kerugian), pemulihan sekitar Rp3,5 miliar," katanya.

Baca juga: BPBD: Karhutla Gunung Bromo di Probolinggo sudah padam
Baca juga: Menparekraf sebut kebakaran di Bromo pengaruhi okupansi hotel


Sebelumnya, pada 6-18 September 2023, kawasan wisata Gunung Bromo harus ditutup total akibat kebakaran hutan dan lahan. Kebakaran tersebut terjadi pada 6 September 2023, karena ulah pengunjung yang menggunakan suar untuk pengambilan gambar.

Akibat sejumlah rangkaian peristiwa kebakaran hutan dan lahan di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru pada Agustus hingga September 2023, areal seluas 504 hektare dilaporkan mengalami kerusakan. Mayoritas area yang rusak merupakan kawasan savana.

Kawasan Gunung Bromo merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Timur. Pada 2022, tercatat dikunjungi sebanyak 318.919 wisatawan, yang terbagi dari 310.418 pengunjung merupakan wisatawan nusantara dan sebanyak 8.501 merupakan wisatawan asing.

Dari total jumlah kunjungan wisatawan ke Bromo sepanjang 2022 tersebut, ada Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp11,65 miliar, yang meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak Rp4,85 miliar.

Baca juga: TNBTS serahkan proses hukum kasus karhutla Gunung Bromo ke polisi
Baca juga: Kerugian akibat kebakaran lahan di Bromo diperkirakan Rp5,4 miliar
Baca juga: BB TNBTS: Kerusakan akibat karhutla di kawasan Bromo capai 504 hektare


Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023