Washington (ANTARA News) - Daftar pengawasan AS atas teroris saat ini mencapai sejuta nama, sebagian karena kriteria longgar bagi penambahan nama ke dalam daftar tersebut, kata sebuah kelompok hak asasi manusia Senin. "Catatan baru satu juta nama milik Amerika adalah lambang sempurna mengenai apa yang keliru dengan pendekatan pemerintah ini pada keamanan," kata Barry Steinhardt, jurubicara bagi Uni Kebebasan Sipil Amerika (ACLU), dalam satu pernyataan. "Tidak adil, tak terkendali, penyia-nyiaan sumberdaya, memperlakukan hak asasi rakyat tak berdosa sebagai pertimbangkan kedua, dan penghalang yang sangat nyata dalam kehidupan satu juta pelancong di negara ini," katanya, seperti dilaporkan Xinhua. Inspektur Jenderal Departemen Kehakiman tahun lalu melaporkan Terrorist Screening Center memiliki lebih dari 700.000 nama hingga April 2007 dan daftar itu bertambah rata-rata 20.000 nama per bulan. Daftar nama itu telah menjadi panjang dan "menggembung" dengan dimasukkannya beberapa orang yang bisa jadi bukan teroris, kata Steinhardt. Nelson Mandel, mantan presiden Afrika Selatan, berada di dalam daftar pengawasan tersebut dan baru dihapuskan belum lama ini, dan Senator Partai Demokrat Edward Kennedy juga berada di dalam daftar itu, sehingga menghadapi masalah dan penundaan saat akan terbang, katanya. Nama mantan Asisten Jaksa Agung Jim Robinson juga ada di dalam daftar tersebut. Ia percaya namanya sama dengan nama seseorang yang dimasukkan ke dalam daftar itu pada 2005, dan secara rutin mengalami penundaan saat akan terbang, meskipun ia izin keamanan rahasia tingkat tinggi dalam pemerintah diperbarui tahun lalu. ACLU juga menyeru pemerintah Presiden George W. Bush atau pemerintah selanjutnya untuk mengeluarkan instruksi pelaksanaan yang mengharuskan daftar pengawasan itu ditinjau kembali dan dibatasi hanya pada orang yang dapat dibuktikan secara jelas melakukan kegiatan atau memiliki hubungan dengan teroris. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008