Surabaya (ANTARA News) - Tarif "Container Handling Charge" (CHC) di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur, diperkirakan segera naik menyusul naiknya berbagai komponen biaya akibat melambungnya harga minyak dunia belakangan ini. "Belum ada kepastian kapan naik. Tapi, hasil pertemuan antara jajaran Departemen Perhubungan dengan PT Terminal Petikemas Surabaya, PT Pelindo III dan pengguna jasa (eksportir dan importir) mengisyaratkan kesana (naik)", kata Humas PT (Persero) Pelabuhan Indonesia III, Iwan Sabatini, di Surabaya, Selasa. Tarif CHC di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya selama ini sebesar 70 dolar AS per kontainer 200 "feet". Sedangkan "Terminal Handling Charge" (THC) untuk kontainer ukuran yang sama sebesar 95 dolar AS. Namun, berdasarkan pertemuan berbagai pihak terkait yang berlangsung semalam di Surabaya, CHC diperkirakan akan naik sekitar 14 persen. "CHC kemungkinan naik sekitar 14 persen. CHC untuk kontainer 20 `feet` yang biasanya 70 dolar AS, kemungkinan menjadi 80 dolar AS", kata Ketua Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) Jatim, Yudi Purwoko, dalam kesempatan terpisah. Pemberlakuan tarif baru untuk CHC tersebut, menurut dia, masih menunggu keputusan pemerintah (Menteri Perhubungan). Sementara itu, Ketua Gabungan Perusahaan Eskpor Indonesia (GPEI) Jatim, Isdarmawan Asrikan mengemukakan, kenaikan CHC tersebut hendaknya tidak serta merta diikuti naiknya THC. Apalagi, kenaikannya sama dengan CHC. Sebab, lanjutnya, kenaikan berbagai komponen biaya yang ditanggung pelaku usaha akan semakin memperlemah daya saing di pasar dunia. Ia mengakui, sejumlah "buyer" yang selama ini membeli produknya ke negara lain, khususnya Cina sudah mulai melirik kembali produk dari Indonesia. "Jadi, kami khawatir jika akhirnya semua komponen-komponen biaya naik, daya saing menjadi lemah, pembeli akan `lari` lagi", katanya menegaskan. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008