Jakarta (ANTARA News) - Indonesia menempati posisi ke-50 dari 125 negara terkait dengan kebijakan perdagangan dalam Indikator Perdagangan Dunia (WTI) 2008 akibat penurunan pembatasan perdagangan, seperti tarif, dan indikator non tarif lainnya. Ekonom Utama Perwakilan Bank Dunia Indonesia, William Wallace saat peluncuran WTI 2008 di Gedung Depdag Jakarta, Selasa mengatakan, atmosfir perdagangan di Indonesia dianggap cukup longgar mengingat tarif yang sudah cukup rendah. "Pemerintah sudah mulai menerapkan kebijakan harmonisasi tarif baru," kata William. Dia menjelaskan, peringkat tersebut diperoleh jika melihat pada indeks pembatasan tarif perdagangan (TRRI) yang berada pada kisaran 4,5 persen atau lebih rendah dari rata-rata Asia Timur dan Pasifik sebesar 4,9 persen dan jauh lebih rendah dari rata-rata negara berpendapatan menengah sebesar 8,7 persen. Sementara itu, Mendag Mari Elka Pangestu menyatakan pihaknya menyambut baik penerbitan indikator terbaru tersebut mengingat hal itu akan sangat berguna bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakannya. Sedangkan, Lead Economist pada Institut Bank Dunia, Gianni Zanini menjelaskan, selain indikator kebijakan perdagangan, masih ada empat indikator terbaru yang digunakan dalam penentuan peringkat tersebut dengan menggunakan basis data yang tersedia di Pusat Perdagangan Internasional (ITC) "Indikator-indikator ini bisa digunakan untuk mereformasi kebijakan dan strategi perbaikan ke depan," katanya. Keempat indikator baru lainnya itu, yaitu lingkungan internasional, lingkungan kelembagaan, fasilitasi perdagangan, dan hasil (outcome) perdagangan. "Kami tidak membuat indikator rata-rata tertimbang atas seluruh indikator tersebut," katanya. Berdasarkan lingkungan perdagangan internasional, Indonesia menempati posisi 71 dari 125 negara, sedangkan berdasarkan situasi kelembagaan, Indonesia berada pada peringkat 123 dari 178 negara. Sementara berdasarkan fasilitas perdagangan, Indonesia berada di peringkat 43 dari 151 negara, dan berdasarkan outcome perdagangan, Indonesia berada di peringkat 68 dari 160 negara. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008