Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) membantah anggapan pasar, yang mensinyalir intervensi BI lebih dominan dalam memperkuat nilai tukar rupiah daripada masuknya aliran modal asing. "Ah, yang lebih tahu pasar atau saya?" kata Deputi Gubernur Senior Miranda Swaray Goeltom usai sebuah rapat terkait pertemuan tingkat menteri WTO di Gedung Depdag Jakarta, Selasa. Menurutnya, BI lebih gembira jika penguatan rupiah saat ini lebih terjadi karena banyak aliran modal masuk ("capital inflow") dari investor asing, daripada jika dipaksa BI melalui kebijakan moneternya. "Terus terang kami lihat memang `inflows` ITU masih masuk karena mereka percaya mengenai kestabilan ekonomi indonesia. Ini harus tetap kita tunjukkan supaya mereka tetap tinggal di sini," katanya. Rupiah sendiri pada akhir-akhir ini diperdagangkan mendekati kisaran Rp9.100 per dolar AS.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008