Jakarta, (ANTARA News) - Anak perusahan Bank Dunia, International Finance Corporation (IFC) berkomitmen untuk memberikan pinjaman sebesar 121,8 juta dolar AS kepada PT Makmur Sejahtera Wisesa, anak perusahaan PT Adaro Energy Tbk. "Pinjaman tersebut akan dipergunakan untuk membangun dan mengoperasikan pembangkit listrik di mulut tambang yang menggunakan bahan bakar batubara berukuran 60MW di Kalimantan Selatan," kata Sekretaris Perusahaan Adaro, Andre Mamuaya di Jakarta, Selasa. Dikatakannya, perusahaan pembangkit listrik yang merupakan anak perusahaan Adaro itu akan daya listrik kepada PT Adaro Indonesia ( berdasarkan perjanjian jual beli tenaga listrik ("power purchase agreement") selama 13 tahun. "Perusahaan pembangkit listrik tersebut juga berencana menjual kelebihan produksi energi listriknya ke jaringan listrik lokal dan kepada pengguna energi listrik lainnya," ujar Andre. Hal itu, lanjut dia, akan mendukung pemenuhan permintaan energi listrik di dalam negeri seiring dengan berkembangnya perekonomian. "IFC mempunyai komitmen untuk memberikan pinjaman sebesar 25 juta dolar AS dan mempersiapkan fasilitas pinjaman sindikasi sebesar 96,8 juta dolar AS bersama dengan lima bank besar bereputasi internasional, yaitu ING Bank, Calyon, DBS, KBC Bank, dan Cordiant Capital,"tambahnya. Adaro akan menyediakan batubara yang digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik tersebut. Selain itu Adaro juga akan menjamin pembelian atas listrik yang dihasilkan. Hal tersebut diharapkan akan mendukung tercapainya peningkatan kapasitas produksi batubara Adaro dari 40 juta ton menjadi 80 juta ton per tahun dalam waktu lima tahun ke depan. Andre mengatakan pembangkit listrik diharapkan selesai pada tahun 2010. Pembangunan dan pengoperasinnya, kata dia, akan sesuai dengan "Environmental and Social Guidelines" yang ditetapkan oleh IFC. Ia mengatakan pihaknya mengharapkan pada kuartal ketiga tahun 2010, listrik yang dihasilkan akan dapat mengurangi biaya impor minyak solar sebesar 100 juta dolar AS per tahun, sehingga akan mengurangi biaya operasional Adaro secara substansial.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008