Depok, (ANTARA News) - Ratusan mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa UI (BEM-UI) berunjuk rasa di depan gedung Rektorat UI, di Depok, Rabu siang. Mereka mengajukan empat tuntutan kepada pihak rektorat yaitu transparansi pengelolaan keuangan, sistem biaya kuliah yang terjangkau, peninjauan kembali sistem penerimaan mahasiswa baru, dan menindak oknum yang melakukan penyimpangan. "Selama ini tidak ada transparansi keuangan yang dilakukan oleh pihak rektorat, sehingga menyebabkan biaya kuliah yang dirasakan tinggi oleh beberapa mahasiswa baru," kata Ketua BEM-UI, Edwin Nofsan Naufal, usai melakukan dialog dengan pihak rektorat. Menurut dia, dalam pertemuan tersebut disepakati pihak rektorat akan memerhatikan empat tuntutan tersebut. "Kita telah sepakat akan menyelesaikan permasalahan tersebut diatas kertas bermaterai," jelas Edwin. Rektor UI, Gumilar Rusliwa Somantri tidak hadir dalam pertemuan tersebut. Ia mengatakan dalam 10 hari ke depan akan dibahas permasalahan tersebut. "Jika tidak ada penyelesaian maka kita akan melakukan demo lagi. Unjuk rasa merupakan jalan terakhir jika proses dialog tidak membuahkan hasil," paparnya. Edwin juga mengharapkan agar pihak rektorat meninjau kembali sistem penerimaan mahasiswa baru. "Sekarang sistem penerimaan banyak cara sehingga terkesan ribet, dan menghabiskan biaya," katanya. Sistem penerimaan mahasiswa baru antara lain melalui Program Prestasi Dan Pemerataan Kesempatan Belajar (PPKB), Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNM-PTN ), dan Ujian Masuk Bersama (UMB). Sementara itu jurubicara BEM-UI, Muhammad Habibie menjelaskan dalam beberapa hari terakhir ini banyak keluhan dari orangtua mahasiswa baru, yang menganggap biaya kuliah di UI sangat mahal dan memberatkan. "Ada oknum yang melakukan formula tertentu kepada mahasiswa baru agar membayar kuliah menjadi tinggi," jelasnya. Ia mengaharapkan tindakan tegas dari rektor untuk menindak oknum tersebut, karena sudah melakukan penyimpangan. Sebelumnya, menanggapi keluhan para orang tua siswa tentang biaya mahal yang harus dikeluarkan untuk mahasiswa baru, Rektor UI Prof Gumilar R. Soemantri mengatakan, penetapan biaya kuliah dilakukan dengan serangkaian proses seperti interview terhadap calon mahasiswa, melihat rekening listrik, telepon, dan pendapatan orangtua, serta mengecek ke lapangan. Proses tersebut dilakukan untuk mengetahui kemampuan calon mahasiswa untuk membayar biaya kuliah. Bagi yang berasal dari kalangan mampu akan ditetapkan biaya tinggi. Sebaliknya dari kalangan kurang mampu akan dikenakan biaya terendah, sehingga ada subsidi silang antara calon mahasiswa yang mampu kepada kurang mampu. Gumilar menambahkan, biaya kuliah di UI mengarah kepada berkeadilan. Di FIB biaya kuliah antara Rp100 ribu sampai Rp5 juta per mahasiswa, sehingga tidak ada alasan orang mampu untuk tidak membayar. Dikatakannya UI juga tidak mempersulit calon mahasiswa yang kurang mampu karena mereka bisa mengajukan keringanan biaya kuliah dengan sejumlah bukti-bukti seperti keterangan kurang mampu. UI menyediakan Rp32 miliar beasiswa bagi para mahasiswa, dimana sebesar Rp12 miliar berasal dari industri, dan sisanya Rp20 miliar dari UI sendiri. "Bentuk beasiswa tersebut berupa keringanan uang pangkal dan penghapusan biaya kuliah," jelasnya. Menurut dia, beban operasional UI bisa mencapai Rp10 miliar lebih, seperti untuk penggunaan AC, listrik, honor dosen luar biasa, telepon, karyawan, dan sebagainya. Sementara dana dari pusat saat ini hanya mencapai delapan persen dari APBN, itu pun untuk gaji PNS sebesar Rp120 miliar per tahun.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008