Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah di pasar spot antar bank Jakarta cenderung stabil, menyusul sikap hati-hati para pelaku pasar dalam melakukan transaksi, sehingga nilai transaksi merosot dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya. "Sikap pelaku itu terutama disebabkan melemahnya harga minyak mentah dunia hingga di kisaran 135 dolar AS per barel, yang berakibat menguatnya dolar AS di pasar global," kata pengamat pasar uang Edwin Sinaga di Jakarta, Kamis. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS naik dua poin tipis menjadi Rp9.130/9.140 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.132/9.145. Dikatakannya, peluang rupiah untuk menguat sebenarnya masih besar, namun tertahan oleh turunnya harga minyak mentah dunia, meski pagi ini kembali naik 40 sen menjadi lebih dari 135 dolar AS. "Kami optimis rupiah akan kembali menguat mendekati angka Rp9.100 per dolar AS, karena penurunan harga minyak mentah dunia hanya sementara," katanya. Pendapat senada juga disampaikan Gubernur Bank Sentral Indonesia, Boediono, yang menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berjalan di arah yang benar, sehingga target ekonomi yang dicanangkan pemerintah bisa tercapai. Ekonomi Indonesia tidak terimbas oleh krisis kredit bermasalah sektor perumahan di Amerika Serikat yang mengimbas ke berbagai negara Eropa, katanya. Rupiah, lanjut Edwin Sinaga, yang menguat itu menunjukkan kepercayaan asing masih tetap tumbuh, sekalipun kenaikan harga bahan bakar minyak oleh pemerintah menimbulkan dampak negatif di berbagai sektor. Karena itu dalam waktu tidak lama rupiah akan bisa mencapai angka Rp9.100 per dolar AS, bahkan mendekati level Rp9.000 per dolar AS, karena aktifnya investor asing menempatkan dananya di obligasi pemerintah, katanya. Menurut dia, rupiah hanya tinggal menunggu waktu untuk bisa mencapai angka Rp9.100 per dolar AS. Apabila ini terjadi akan mendorong investor asing meningkatkan investasi di dalam negeri, seperti investor Australia dan kawasan Timur Tengah. Investor kawasan Timur Tengah, Qtel misalnya yang memiliki 49 persen saham di Indosat melakukan mitra usaha dengan Rachmat Gobel dalam upaya meningkatkan jumlah saham yang dimiliki. Karena investor asing saat ini tidak boleh memiliki saham lebih dari 49 persen dengan bermitra pada Rachmat Gobel maka Qtel akan memiliki saham di Indosat mencapai 51 persen, katanya. Sementara itu dolar AS mencapai 105,06 yen dan euro terhadap dolar AS menjadi 1,5830 dari 1,5825.

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008