London (ANTARA News) - Duta Besar luar biasa dan berkuasa penuh RI untuk Kerajaan Inggris Yuri Octavian Thamrin menyerahkan surat kepercayaan (letter of credential) dari pemerintah Indonesia kepada Ratu Inggris Elizabeth II di Istana Buckingham, London, Kamis. Yuri datang ke Istana Buckingham dengan menaiki kereta kuda dari Gedung Kedutaan Besar RI selama 15 menit sejak pukul 11:40 waktu setempat dalam suasana rintik hujan. Ia didampingi istrinya Risandrani Thamrin dan Kepala Protokol Kerajaan Inggris Sir Anthony Figgis. Sejumlah pejabat KBRI di London seperti Yuwono A Putranto ( Minister Counsellor), Riza Sihbudi (Atase Pendidikan), Tumpal Simanjuntak (Councellor Economic Officer), dan Iman Santoso (Sekretaris II). Dubes Yuri sempat diterima pejabat senior Kementerian Luar Negeri Inggris di Grand Hall atau ruang utama sebelum memasuki ruang khusus untuk menyerahkan surat kepercayaan langsung kepada Ratu Elizabeth II. Kepada Ratu Inggris, Dubes Yuri sempat menyampaikan salam hormat dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Yuri juga menyatakan komitmen mengembangkan hubungan bilateral antara RI dan Inggris yang saling menguntungkan kedua pihak. Sementara Ratu Elizabeth II memberi ucapan selamat bertugas untuk Yuri. Selain untuk Kerajaan Inggris, Dubes Yuri juga mengemban tugas sebagai Duta Besar RI untuk Republik Irlandia. Risandrani Thamrin mengatakan bahwa Ratu Elizabeth yang mengenakan busana warna unggu terlihat sangat elegan dan ramah. "Ratu Elizabeth terlihat sangat santai dan ramah serta bertanya mengenai keluarga," ujarnya . Sandra, panggilan akrab Risandrani, mengaku sempat deg-degan bertemu Ratu Inggris. Setelah acara itu, Yuri menyelenggarakan resepsi "vin d`honneur" di KBRI sebagai tanda awal tugasnya selaku Dubes. Dalam sambutannya, Yuri mengatakan Inggris merupakan mitra penting bagi Indonesia dan sebaliknya. Dubes menyatakan sebagai dua negara demokrasi, Indonesia dan Inggris memiliki prospek kerja sama yang sangat menjanjikan. Oleh karena itu Dubes berkomitmen meningkatkan hubungan persahabatan serta kerja sama kedua negara.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008