Brussels, (ANTARA News) - Raja Albert II dari Belgia Kamis menolak menerima pengunduran diri Perdana Menteri Yves Leterme setelah berkonsultasi dengan para menteri mengenai cara terbaik untuk mengakhiri krisis politik, kata seorang jurubicara istana. Leterme mengundurkan diri Senin malam setelah menjalankan tugas selama empat bulan, namun tak berhasil menyelesaikan sengketa antara kelompok Flemish Belgia yang menggunakan bahasa Belanda yang mayoritas dan kelompok minoritas yang berbahasa Prancis. Dia sekarang akan kembali menjalankan tugasnya dan harus mengawasi pelaksanaan reformasi sosial, yang belum lama disepakati oleh pemerintah koalisi yang dibentuk Maret lalu. Raja menunjuk menteri-menteri berbahasa Prancis Francois-Xavier de Donnea dan Raymond Langendries di samping Karl-Heinz Lambertz, pimpinan masyarakat kecil Belgia yang menggunakan bahasa Jerman, untuk memulai dialog institusional, kata pernyataan istana. Ketiganya telah diminta untuk mengkaji cara-cara apa yang bisa ditawarkan untuk menjamin dimulainya penyelesaian yang bisa dipercaya dalam dialog institusional. Mereka akan melaporkan hasilnya kepada raja pada akhir bulan ini, kata pernyataan. Leterme sejauh ini tak mampu menyatukan tuntutan-tuntutan dari pihak Flander, yang jumlahnya 60 persen dari penduduk Belgia 10,5 juta jiwa, berkaitan dengan perubahan radikal atas negara federal. Flander, yang bermukim di sebagian wilayah utara Belgia yang berbahasa Belanda, berupaya memperbesar kekuasaannya di tingkat regional, guna merefleksikan tingkat kemakmuran mereka. Kelompok ini juga mendapat dukungan dari kelompok yang kurang berpengaruh dari wilayah Wallonia selatan yang berbahasa Prancis, demikian diwartakan AFP.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008