New York, (ANTARA News) - Harga minyak sedikit tenang pada Jumat waktu setempat atau Sabtu pagi WIB, turun lebih dari 16 dolar AS dalam sepekan, di tengah kekhawatiran pertumbuhan ekonomi dan melambatnya permintaan. Kontrak berjangka minyak utama New York, minyak mentah jenis "light sweet" untuk pengiriman Agustus menyusut 41 sen menjadi ditutup pada 128,88 dolar AS per barrel. Dari Selasa hingga Kamis, minyak mentah New York telah jatuh lebih dari 15 dolar AS. Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman September turun 88 sen menjadi mantap pada 130,19 dolar AS. "Para pelaku pasar telah meningkatkan kecemasannya tentang ekonomi domestik (AS), pada waktu yang sama konflik antara Barat dan Iran tentang program nuklir mulai berkurang," kata Mike Fitzpatrick, seorang analis di MF Global. Para investor nmeninggalkan panduan minyak karena dampak pelambatan ekonomi -- sekarang dan mendatang -- yang tiba-tiba tampak sayup dalam layar radar para pedagang. Harga minyak telah jatuh sejak menembus rekor tertinggi di atas 147 dolar AS per barrel sepekan lalu. Para pedagang mengkhawatirkan bahwa pelambatan ekonomi AS akan menurunkan permintaan dari konsumen energi terbesar di dunia tersebut. "Kemunduran kembali harga baru-baru ini dari rekor tertinggi baru di atas 147 dolar AS per barrel terjadi karena kekacauan ekonomi di AS berlanjut yang mengurangi proyeksi permintaan minyak mendatang," kata analis Sucden, Michael Davies. "Pada waktu yang sama berkembang sinyal bahwa penurunan di AS berdamapak pada negara lainnya di dunia, dengan data ekonomi di Eropa, Inggris dan Jepang mencemaskan dan terdapat sinyal pelambatan pertumbuhan di India dan China pendorong utama pertumbuhan permintaan minyak." MF Global`s Fitzpatrick memperkirakan tidak ada "rebound" pada waktu selanjutnya. "Gerakan mundur akan berlanjut pada pekan depan, kecuali ada beberapa optimisme statistik ekonomi atau laporan perusahaan yang tampak luar biasa," kata dia. Para pedagang fokus ke Jenewa, dimana ketua kebijakan luar negeri Uni Eropa Javier Solana, melakukan pembicaraan Sabtu dengan negosiator nuklir Iran, Saeed Jalili, tentang program nuklir Iran. Amerika Serikat dan kekuatan dunia lainnya telah meminta Iran menghentikan pengembangan program nuklirnya yang mereka duga bertujuan untuk membuat senjata. Iran telah berulang kali menolak memenuhi permintaan penghentian pengayaan uranium, menegaskan bahwa aktivitas eksklusif tersebut bertujuan untuk memproduksi energi. Republik Islam Iran adalah produsen minyak mentah terbesar keempat di dunia, dan ketegangan tentang program nuklirnya membantu mendorong harga minyak ke rekor tertinggi baru-baru ini. Washington pekan ini memutuskan untuk mengirim diplomat senior William Burns untuk membicarakan perubahan kebijakan politik Washington, yang telah tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Iran sejak tahun 1980. Iran telah mengatakan bahwa pembicaraan itu bertujuan mendapatkan "sebuah kerangka kerja" untuk pembicaraan mendatang oleh peserta negosiasi. "Para pelaku pasar akan memantau dengan seksama berita yang dirilis setelah akhir pekan untuk melihat apa warna asap yang datang dari pertemuan di Jenewa. Sementara sebuah terobosan utama tidak diperkirakan, kami menekankan kembali bahwa partisipasi langsung AS sendirian," kata Fitzpatrick.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008