Simalungun, (ANTARA News) - Demi mengejar kenaikan angka produksi pangan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berjanji memberikan penghargaan kepada pihak yang memberikan sumbangan dalam meningkatkan produktifitas pangan. Janji Presiden itu disampaikan di hadapan komunitas petani Nagori Tamatang Panombeian, Kecamatan Panombeian Panei, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Sabtu. Penghargaan itu, jelas Presiden, akan diberikan kepada gubernur, bupati/walikota, komunitas petani dan siapapun yang mampu meningkatkan produksi beras sebanyak lima persen. "Saya juga ingin memberikan penghargaan kepada para peneliti, bukan hanya peneliti pemerintah dan dari kalangan usaha, tapi juga peneliti komunitas petani yang benihnya(padi, red) bisa menghasilkan 12 ton per hektar," katanya. Presiden menjelaskan, niatnya menjanjikan penghargaan itu untuk menghargai pahlawan-pahlawan yang mampu menjaga ketahanan pangan Indonesia. Ia menyerukan, program reformasi telah berjalan dan revitalisasi pertanian yang sudah dimulai sejak 2005 terus dilanjutkan. "Karena baru 2,5 tahun berjalan sudah nyata," ujarnya. Konsistensi pemerintah dalam revitalisasi pertanian dan mengejar produksi pangan, lanjut Presiden, tercermin dalam nilai subsidi benih dan pupuk yang terus bertambah. Pada 2008, ia menyebutkan, subsidi pupuk dalam APBN senilai Rp14,6 triliun sedangkan subsidi benih Rp1,4 triliun. Pada RAPBN 2009 yang akan diajukan pemerintah ke DPR pertengahan Agustus , Presiden menyebutkan, subsidi untuk pupuk direncanakan meningkat menjadi Rp20,6 triliun dan untuk benih Rp1,5 triliun. "Mudah-mudahan DPR menyetujui karena ini untuk petani, untuk kesejahteraan rakyat," kata Presiden. Dihadapan para petani, Presiden juga mengingatkan agar tidak boleh lagi terjadi penyimpangan alokasi pupuk dan benih bersubsidi. "Harus diatur baik, yang mana untuk pertanian, dan yang mana unyuk perkebunan. Harus tepat dan adil," katanya. Selain kenaikan anggaran, Presiden juga berjanji untuk terus meningkatkan anggaran pembangunan infrastruktur, prasarana irigasi melalui pos Departemen Pertanian, APBD maupun Departemen Pekerjaan Umum. Presiden Yudhoyono juga menyinggung penataan kembali lahan untuk peningkatan produksi pertanian. Ia berjanji akan mengatur lahan tidur yang ditinggalkan tak terurus oleh pemiliknya agar bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin. Kunjungan Presiden ke Nagori Tamatang Panombeian merupakan rangkaian kunjungan kerja selama tiga hari di Sumatera Utara sejak Kamis, 17 Juli 2008. Seperti dalam setiap kunjungannya ke daerah, Presiden Yudhoyono menyerahkan bantuan langsung Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri 2008. Jumlah bantuan untuk Provinsi Sumatera Utara dialokasikan Rp414,97 miliar dan diterima Gubernur Sumatera Utara Syamsul Arifin. Presiden yang didampingi Menteri Pertanian Anton Apriyantono juga menyerahkan 1.125 ton benih padi nonhibrida senilai Rp5,8 miliar dan 13,5 ton benih padi hibrida senilai Rp700 juta. Pada acara itu, Presiden Yudhoyono juga menyerahkan 3.000 paket sembilan bahan pokok. Selain penyerahan bantuan langsung juga dilakukan penyerahan simbolis pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) ke Provinsi Sumutera Utara dari tiga bank pemerintah. BRI mengalokasikan KUR senilai Rp299,864 miliar untuk 40.126 debitur, Bank Mandiri Rp119,8 miliar untuk 1.412 debitur dan BNI menyerahkan Rp104,276 miliar untuk 703 debitur.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008