Kabul, (ANTARA News) - Kandidat presiden AS dari partai Demokrat, Barack Obama, menemui komandan tentara AS di Afghanistan timur, Sabtu. Obama menjadikan Afghanistan tempat pemberhentian pertama dalam lawatan ke luar negeri yang bertujuan menunjukkan mandat kebijakan luar negerinya. Ia juga akan mengunjungi Irak, Jordania, Israel, Jerman, Perancis dan Inggris. "Saya ingin, tak pelak lagi, berbicara dengan komandan dan mendapatkan pengertian, di Afghanistan dan di Baghdad mengenai...apa ...keprihatinan terbesar mereka," ia mengatakan kepada wartawan sebelum naik sebuah penerbangan militer dari AS. "Dan saya ingin berterima kasih pada tentara kita atas pekerjaan heroik yang mereka lakukan." Obama ingin mengirim dua brigade lagi, atau sekitar 7.000 tentara AS, ke Afghanistan untuk mengalihkan perhatian dari apa yang ia katakan "ketulus-ikhlasan" pemerintah Bush yang berpusat pada Irak. Ia telah meminta penarikan tentara AS dari Irak dalam 16 bulan. AS memiliki sekitar empat kali lebih banyak tentara di Irak ketimbang 36.000 tentara yang negara itu miliki di Afghanistan. Namun lebih banyak dari tentaranya tewas di Afghanistan pada Mei dan Juni ketimbang di Irak. Itu lebih dari enam tahun sejak pasukan pimpinan-AS dan Afghanistan menggulingkan Taliban karena melindungi pemimpin al Qaida yang mendalangi serangan 11 September, tapi kekerasan meningkat dengan cepat dalam beberapa bulan belakangan dan sekarang ada beberapa pertanda pemberontakan mereka melemah. Obama dan rekan senatornya Jack Reid dan Chuck Hagel mendapat penjelasan singkat dari Jenderal AS Jeffrey Schloesser, komandan pasukan pimpinan-NATO di Afghanistan timur dan pasukan koalisi pimpinan-AS di negara itu di lapangan udara Bagram, dekat dengan ibukota Kabul. "Setelah briefing itu, para senator dapat bertemu dengan anggota tentara masing-masing di Bagram, dan juga di lapangan udara Jalalabad," kata militer AS dalam satu pernyataan. Jalalabad dekat dengan perbatasan Afghanistan timur dengan Pakistan. NATO mengatakan serangan di timur meningkat 40 persen tahun ini karena gencatan senjata antara Pakistan dan gerilyawan di daerah sukunya. Strategi baru Saingan Obama calon presiden dari partai Republik, John McCain, juga menginginkan tiga brigade lagi di Afghanistan dan berjanji untuk mendapatkan tentara tambahan dengan "minta NATO untuk mengirim lagi dan dengan mengirim tentara AS ketika mereka tersedia". Namun, meskipun ada kekerasan, banyak pengamat Afghanistan meragukan pengiriman lagi tentara merupakan jawaban (konflik di Afghanistan). "Saya tidak memikirkan penurunan atau peningkatan jumlah tentara akan membuahkan stabilitas jangka panjang di negara itu, atau perdamaian," kata Matt Waldman, penasehat kebijakan Oxfam Internasional. Bantuan yang lebih efektif, pembangunan daerah dan pemecahan konflik pada tingkat lokal merupakan priorits nyatanya," katanya. Pengeluaran asing dalam bantuan dan pembangunan telah dikecilkan oleh pengeluaran operasi militer AS di Afghanistan. Militer AS saja sekarang menghabiskan sekitar 100 juta dolar satu hari, kata badan bantuan, dibanding 17 juta satu hari yang dihabiskan oleh semua donor bantuan. McCain telah mengkritik Obama karena mengumumkan strateginya di Afghanistan sebelum berangkat untuk perjalanan menemukan fakta. "Tampaknya, ia cukup yakin bahwa ia tidak akan menemukan fakta yang mungkin akan mengubah pendapatnya atau mengubah strateginya. Hebat," kata John McCain. "Itu sama dengan kesalahan senator Obama yang dilakukan ketika ia dengan yakin menyatakan bahwa peningkatan tentara di Irak tidak mungkin dapat mengurangi kekerasan sektarian di sana (Afghanistan)," katanya. "Dan justru keberhasilan peningkatan di Irak yang akan menunjukkan pada kita cara untuk menang atas Taliban." (*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008