Kairo, (ANTARA News) - Para Menteri Luar Negeri, Sabtu, mengecam keras tuduhan yang dibuat oleh Pengadilan Pidana Internasional (ICC) terhadap Presiden Sudan Omar Al-Bashir, dan menggambarkan bahwa langkah tersebut "tidak dapat diterima" dan "tidak seimbang". Sebagaimana dilaporkan kantor berita Xinhua, dalam pertemuan darurat Liga Arab di Kairo, Sabtu malam, Para Menlu Arab itu menelorkan suatu rancangan resolusi mengenai perselisihan antara Sudan dan ICC. Para Menlu itu mengatakan langkah ketua jaksa ICC tersebut melanggar kedaulatan Sudan, dan menegaskan bahwa hanya pengadilan Sudan memiliki hak mengenai masalah hukum tersebut. Liga Arab yang bermarkas di Kairo, Mesir, itu menolak upaya apapun untuk mempolitisasi prinsip-prinsip peradilan internasional, dan menegaskan solidaritas bangsa Arab dengan Sudan untuk melindungi kedaulatan, kesatuan, keamanan dan stabilitas negara itu. Pada Senin, Ketua Jaksa ICC Luis Moreno-Ocampo secara resmi meminta penangkapan terhadap Presiden Bashir atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Darfur, kawasan bagian barat Sudan yang bergolak. Sudan, yang bukan anggota ICC, telah menolak tuduhan ICC terhadap Presiden Bashir, dan menyebut tuduhan itu sebagai "omong kosong dan palsu", dan menyatakan ICC tidak berhak mengadili Sudan. Pada Jumat, pemerintah Sudan juga menolak suatu kesepakatan dengan ICC mengenai penyerahan dua pejabat Sudan, yang telah dijadikan tersangka oleh ICC, sebagai ganti pembatalan tuduhan ICC terhadap Al-Bashir. Para Menlu Liga Arab juga mendesak Dewan Keamanan (DK) PBB untuk lebih memperkuat tanggungjawabnya dalam menciptakan perdamaian dan keamanan internasional. "Badan internasional itu sepatutnya bersikap hati-hati dalam menanggapi situasi di Sudan untuk menghindari pengrusakan upaya-upaya perdamaian guna menemukan solusi politik bagi krisis di kawasan Darfur yang bergolak," kata para Menlu Arab. Blok Arab yang beranggotakan 22 negara itu juga telah menugaskan Sekretaris Jenderal Liga Arab Amr Moussa dan suatu komite yang beranggotakan para Menlu untuk terus mengikuti masalah Sudan tersebut dan menyampaikan suatu laporan. Pada suatu konferensi pers seusai pertemuan darurat itu, Sekjen Mousa mengatakan para Menlu Arab telah menyetujui suatu rencana aksi untuk mengikuti krisis antara Sudan dan ICC, tanpa menjelaskan lebih rinci tentang rencana aksi tersebut. Sekjen Liga Arab itu mengatakan hal tersebut penting untuk mengkoordinasikan dengan organisasi-organisasi internasional guna mengakhiri krisis tersebut. "Para Menlu Arab akan terus melakukan kontak dengan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan badan-badan internasional untuk bertukar pandangan tentang bagaimana menyelesaikan perselisihan itu," kata Moussa. Ketua Liga Arab mengatakan pihaknya akan mengunjungi Sudan pada Ahad untuk bertemu dengan Presiden Al-Bashir mengenai krisis saat ini antara Sudan dan pengadilan pidana internasional itu. Tuduhan ketua jaksa ICC yang tak seimbang terhadap Presiden Al-Bashir itu akan "berdampak buruk" bagi stabilitas Sudan, kata mantan Menlu Mesir itu.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008