Terkait dengan pemenuhan logistik, khususnya permakanan, stok bahan pangan masih cukup untuk kebutuhan satu bulan ke depan,
Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penggulangan Bencana (BNPB) menyatakan angka penyitas pascagenpa Maluku terus mengalami perubahan dan dinamis.

Data Posko Penanganan Darurat Bencana Gempa Bumi Provinsi Maluku hari ini (5/10), pukul 18.00 WIT mencatat jumlah penyintas mencapai 135.875 orang. Sehari sebelumnya jumlah penyintas sebanyak 111 ribu jiwa.

Kenaikan jumlah pengungsi disebabkan berapa faktor seperti gempa susulan yang masih dirasakan oleh warga, kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo melalui siaran pers di Jakarta, Sabtu.

BMKG mencatat gempa susulan hingga hari ini (5/10), pukul 21.00 WIT mencapai 1.077 kali dan gempa yang dirasakan mencapai 116 kali. Tiga hari terakhir gempa susulan memiliki magnitudo yang cukup signifikan antara M 3,5 hingga 4,4.

Baca juga: Perum Antara Maluku serahkan bantuan kepada korban gempa Ambon

Di samping itu, kenaikan angka pengungsi khususnya di Kabupaten Seram Bagian Barat disebabkan berita palsu atau hoaks. Informasi yang beredar melalui mulut ke mulut bahwa tanggal 9 Oktober 2019 akan ada gempa besar.

Faktor selanjutnya warga mengungsi karena ada informasi akan adanya bantuan. Namun tidak spesifik bantuan seperti apa yang diharapkan oleh warga yang sebelumnya pernah mengungsi.

Data posko tadi juga mencatat total jumlah rumah rusak mencapai 6.975 unit. Jumlah rusak berat mencapai 1.914 unit dengan rincian Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) 1.339, Seram Bagian Barat 285 dan Kota Ambon 230.

Sedangkan rumah rusak sedang, total di Kabupaten Maluku Tengah 1.101 unit, Seram Bagian Barat 469 dan Kota Ambon 241. Pada kategori rusak ringan mencapai 3.250 unit dengan rincian di Maluku Tengah 2.641 unit, Kota Ambon 546 dan Seram Bagian Barat 333.

Baca juga: BMKG sebut 144 gempa terjadi pascagempa Maluku

 Gempa dengan kekuatan M 6,5 pada 26 September 2019 menyebabkan 37 orang meninggal dunia. Sebagian besar korban disebabkan karena tertimpa bangunan.

Terkait dengan pemenuhan logistik, khususnya permakanan, stok bahan pangan masih cukup untuk kebutuhan satu bulan ke depan.

Namun, beberapa jenis logistik diakui masih minim dari yang diharapkan oleh mereka yang masih mengungsi, seperti tenda atau terpal.

Posko hingga kini mengidentifikasi sejumlah kebutuhan yang masih diperlukan selama penanganan darurat ini, seperti selimut, matras, air minum, air bersih dan kebutuhan logistik kesehatan.

Di sisi lain, kebutuhan personel dengan latar belakang kesehatan juga masih dibutuhkan seperti dokter umum, bidan dan perawat, apoteker dan tenaga psikososial.

Sementara itu, bantuan logistik tahap kedua BNPB telah tiba di Ambon hari ini. Total bantuan logistik yang telah diberikan sebagai berikut selimut 5.500 lembar, tenda gulung 5.000 buah, matras 3.919 unit, sandang 500 paket, family kit 200 paket, tenda keluarga kapasitas besar 15 unit, rumah sakit lapangan satu unit dan light tower portable satu unit.

Baca juga: Rumah rusak akibat gempa Maluku 6.184 unit

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019