Jombang (ANTARA News) - Keluarga tersangka mutilasi, Verry Idham Henryansah alias Ryan (34) di Desa Jatiwates, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur menghilang. Rumah kedua orangtua Ryan, Ahmad dan Sriatun, di Desa Jatiwates, Selasa tampak tertutup rapat dan tidak terlihat adanya aktivitas apapun di rumah sederhana itu. Namun demikian, puluhan warga masih terlihat berkerumun di sekitar rumah tempat ditemukannya empat mayat dalam dua liang berbeda dalam penggalian yang dilakukan petugas dari Polda Metro Jaya dan Polda Jatim itu. "Sejak Ryan ditangkap, saya sudah tidak melihat lagi Ahmad dan Sriatun," kata Sri Astuti, tetangga Ahmad dan Sriatun di Desa Jatiwates. Demikian pula dengan keberadaan Ryan selama ini, dia mengaku tidak pernah tahu. "Sejak dia berada di Jakarta, jarang sekali pulang," katanya. Namun demikian, dia pernah melihat Ryan pulang ke kampung halamannya itu pada malam hari dengan beberapa orang temannya dari Jakarta. Sejak ditemukan empat mayat di belakang rumah keluarga Ryan di Desa Jatiwates, para tetangga merasa takut melintas di depan rumah itu pada malam hari. "Siapa yang tidak takut, apalagi sampai sekarang lubang itu masih dibiarkan terbuka. Warga belum berani menutupnya karena masih ada garis polisi," katanya. Menurut Khoirul, tetangga lainnya, tempat penguburan empat jasad yang sampai sekarang belum dikenali itu adalah bekas kolam ikan. "Dulunya kolam ikan, tapi nggak tahu sejak kapan kolam ini sudah tidak digunakan lagi," katanya. Ia menuturkan, sejak masih duduk di bangku Kelas II SD Negeri 2 Jatiwates, perilaku Ryan tidak seperti kebanyakan teman-teman pria lainnya. "Dia senang berteman dengan anak-anak perempuan. Jarang bergaul dengan anak laki-laki, waktu kecil dulu," katanya. Hal itu dibenarkan salah seorang guru Ryan di SD Negeri 2 Jatiwates, Umi Chabibah. "Dia tidak nakal seperti kebanyakan anak lelaki lainnya," katanya. Oleh sebab itu, dia tak menyangka jika salah satu muridnya itu kini menjadi pelaku pembunuhan yang dilakukan secara keji. Ryan ditangkap setelah polisi menemukan mayat Heri Santoso yang terpotong menjadi tujuh bagian di kawasan Kebagusan, Jakarta Selatan pada 12 Juli 2008 lalu.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008