Surabaya (ANTARA News) - Cagub Jatim dari PDIP, Ir Sutjipto mengklaim kalau dirinya memperoleh suara 26 persen lebih dalam Pilgub Jatim, berdasarkan perhitungan suara yang dilakukan tim PDIP. Sutjipto mengemukakan hal itu di Posko Pandegiling Surabaya, Kamis, dengan didampingi Ketua Komisi E DPRD Jatim yang juga Ketua PDIP Surabaya, Saleh Ismail Mukadar dan tim perhitungan suara Sutjipto - Ridwan Hisjam (SR), Jagad Hariseno. Ia menyatakan, setelah dirinya mengikuti hasil perhitungan langsung dari saksi-saksi SR di lapangan yang diukur per desa, per kecamatan sampai kabupaten/kota, SR memperoleh 26 persen lebih, Kaji dan Karsa masing-masing 22 persen, Salam 21 persen dan Achsan tujuh persen. Sehingga, lanjut dia, kalau hasil tersebut tidak segera disampaikan ke masyarakat luas, informasi lembaga survei bisa menyesatkan. Apalagi media-media sudah memblow up kalau pasangan tertentu nomer satu dan nomer dua (Karsa dan Kaji). "Bagaimanapun juga apabila tidak segera ada pernyataan dan perubahan persepsi akan repot", katanya berkilah. Sutjipto yakin, pasangan SR akan masuk ke putaran kedua dan InsyAllah pada urutan pertama. "Pemenang harus mencapai 50 persen lebih, kalau sekarang baru 25 persen hingga 26 persen berarti kurang separoh", katanya. Dari angka yang masuk ke PDIP, Sutjipto yakin kalau pemilih tradisional PDIP solid. "Ini yang kami amankan, Pak Ridwan Hisjam dari Golkar juga bergerak, saya yakin masih bisa mendulang suara", katanya. Dia meminta kepada masyarakat, agar tidak mempedomani perhitungan cepat lembaga survei sebagai pedoman final dalam penghitungan Pilgub Jatim. "Yang penting, hasil lembaga survei tidak menjadi pedoman final, karena tingginya partisipasi warga dalam coblosan sangat variatif antara daerah satu dengan yang lain, dan ini menyulitkan bagi quick count yang sudah ditentukan dalam sampel-sampel sebelumnya", katanya. Dia memberikan contoh, hasil perhitungan cepat Pilgub di Jabar (survei, bukan hitung cepat) yang menempatkan calon dari PDIP sebagai peraih suara terbanyak, ternyata dikalahkan oleh pasangan lain. "Di Jabar kemarin terbalik, PDIP yang dimenangkan ternyata kalah, Kaltim juga begitu, Cagub Amar Faruq yang dalam quick count nomer sekian ternyata nomer satu. Peristiwa seperti itu biasa terjadi, karena perhitungan cepat didasarkan pada statisitik yang sampelnya 400 dari 65.387 TPS (data KPU 62.756 TPS)", katanya. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008