Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah tetap merencanakan penawaran saham perdana (Initial public offering/IPO) sejumlah BUMN dilaksanakan tahun ini, namun masih menunggu waktu yang tepat menyesuaikan kondisi pasar. "Harus dilihat 'timing' (waktu), kalau semua dapat izin DPR ya... 'go ahead'," kata Menteri BUMN Sofyan Djalil di Kantor Kementerian BUMN di Jakarta, Jumat. Kementerian BUMN pada 2008 mengusulkan setidaknya 34 BUMN masuk program privatisasi, 10 di antaranya merupakan pengalihan dari program privatisasi yang tertunda pada 2007. Dari 34 BUMN, 11 di antaranya akan diprivatisasi melalui penawaran saham perdana di bursa efek atau IPO. Beberapa perusahaan "plat merah" yang dinilai benar-benar siap "go public" tahun ini antara lain PT Krakatau Steel, PT Perusahaan Perkebunan Nusantara (PTPN) III, PTPN IV dan PTPN VII, dan PT Bank Tabungan Negara (BTN). Menurut Sofyan Djalil, berdasarkan "roadshow non deal" yang dilakukan ke Singapura dan Hongkong Juli 2008 menunjukkan, minat investor untuk membeli saham perusahaan tersebut cukup tinggi. "Semua perusahaan yang sudah disiapkan untuk IPO akan didesak agar dapat masuk bursa pada tahun ini juga," katanya. Namun diutarakan Sofyan Djalil, semua rencana tersebut sangat tergantung pada kondisi pasar termasuk persetujuan dewan. Ia mencontohkan IPO PTPN III dan PT Krakatau Steel berpeluang besar karena didukung harga komoditas dan harga baja di tingkat internasional yang sedang bagus. Rencana IPO BUMN juga sangat diharapkan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) guna mendorong maraknya perdagangan saham di lantai bursa. Dirut BEI Erry Firmansyah, saham BUMN biasanya selalu menarik minat investor di pasar modal karena memiliki prospek yang bagus dan memiliki kapitalisasi pasar yang cukup besar serta berpotensi menjadi saham "blue chip" di pasar modal. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008