Shanghai, China (ANTARA) - Fabio Fognini mengatakan Kamis bahwa Andy Murray dan dirinya punya kemiripan karena mereka berdua suka mengeluh setelah pertandingan antara kedua petenis di Shanghai Masters berakhir dengan adu mulut.

Pertengkaran pecah Selasa lalu ketika petenis Italia itu mengalahkan petenis Inggris tersebut dalam pertandingan tiga set yang keras di mana Murray sempat menyuruh Fognini "diam".

Setelah pertandingan itu, mantan petenis nomor satu dunia itu menuduh Fognini yang kini berperingkat 12 dunia berteriak-teriak ketika Murray sedang berada di poin menentukan.

Tetapi Fognini yang berusia 32 tahun berusaha melupakan adu mulut itu.

"Saya harus ngomong apa? Haruskah saya ngomong?" jawab Fognini ketika ditanya AFP apa tanggapan dia terhadap tudingan Murray.

"Saya tak mau membela diri. Yang sudah ya sudah, saya kenal dia sejak kami usia 14 tahun. Bagi saya biarkan sengketa itu di lapangan, cuma itu, tidak ada yang harus saya omongkan."

Baca juga: Fognini jumpa Medvedev di perempat final Shanghai Masters

Ketika didesak apakah dia marah disuruh "diam" oleh Murray, Fognini menjawab, "Saya tak marah, tidak. Dia punya karakter, saya juga punya, dan itu saja."

Fognini, yang mengalahkan petenis Rusia Karen Khachanov untuk mencapai delapan besar di Shanghai Masters hari ini, ditanya apakah dia harus berdamai dengan tiga kali juara Grand Slam itu.

"Damai? Saya sudah bilang pada Anda, kami kenal baik satu sama lain," kata Fognini seperti dikutip AFP. "Di dalam lapangan kami hampir sama karena sering saya mengeluh dan dia mengeluh. Itu bagian dari kerja kami, jadi saya tak bisa ngomong apa-apa lagi."

Menurut dia, setelah pertandingan selesai, mereka langsung berbaikan. "Kami sudah berbicara seperti biasa," kata petenis Italia itu.

Setelah menang 6-3, 7-5 melawan Khachanov, pada babak perempatfinal Fognini akan menjajal petenis nomor empat dunia dari Rusia yang juga finalis US Open tahun ini, Daniil Medvedev.

Baca juga: Andy Murray hadapi Fabio Fognini pada babak kedua Shanghai Masters

 

Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Aris Budiman
Copyright © ANTARA 2019